Pengalaman Pengantin Anak

Utamakan pendidikan

Raehan mengaku sering bertanya-tanya mengenai rupa kehidupannya seandainya ia tetap bersekolah. Kini, ia berupaya mendidik agar kedua putranya mengutamakan pendidikan.

"Jangan sampai seperti ibunya. Saya juga bilang ke mereka kalau berpacaran harus saling memotivasi untuk tetap bersekolah," tutur Raehan.

Suami Raehan kini bekerja di Arab Saudi sebagai petugas kebersihan di sebuah perusahaan. Agar tidak tergantung dari uang kiriman suami, Raehan membuka warung di rumah. Modalnya berasal dari tabungan yang ia kumpulkan dengan menjadi pelayan di warung soto selama dua tahun.

Ia kini sering mengimbau remaja putri di lingkungan rumahnya agar tidak mau menikah dini. Semangat itu pula yang membuat dia aktif dalam kegiatan Forum Pemuda Peduli Pendewasaan Usia Perkawinan (FPP PUP) Desa Kekait.

Dinna Setiahati, salah satu fasilitator FPP PUP, menyatakan, organisasinya rutin melakukan sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat. "Kami memberikan pemahaman kepada orangtua, apabila ingin masa depan anak terjamin, anak harus bersekolah. Khusus kepada anak dan remaja, ada sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi dan berkegiatan sosial yang positif," ujarnya.

FPP PUP kini juga menggarap film yang berisikan pesan mengenai bahaya pernikahan dini. Menurut Dinna, para pemain dalam film itu adalah warga Desa Kekait yang pernah mengalami pernikahan dini. Salah satunya adalah Raehan.