Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Bahayanya Bila Terlalu Mengandalkan Auto Pilot

Kompas.com - 22/04/2016, 21:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Pesawat mengalami aerodynamic stall yang gagal di-recover oleh pilot dan mengakibatkan pesawat melayang tidak terkendali jatuh masuk ke Samudra Atlantik. Seluruh 228 penumpang termasuk awak pesawat tidak ada yang selamat.  

Hasil akhir dari proses investigasi penyebab terjadinya kecelakaan yang diumumkan oleh biro investigasi kecelakaan pesawat terbang sipil Perancis BEA (Bureau d'Enquêtes et d'Analyses pour la Sécurité de l'Aviation Civile)  pada tanggal 5 Juli 2012 menyebutkan telah terjadi gumpalan es pada pitot tube pesawat.  

Kondisi seperti itu menyebabkan penunjukkan dari kecepatan pesawat terbang menjadi tidak akurat dan akibat berikutnya adalah terganggunya sistem pengendalian otomatis atau Automatic Pilot System.  

Keadaan yang seperti itu menyebabkan maneuver pesawat terbang bagai tidak terkendali yang kemudian gagal diatasi oleh Pilot. Akibatnya fatal, yaitu pesawat tidak dapat dikendalikan sampai akhirnya jatuh masuk ke lautan Atlantik.

Berikutnya,  pada hari Sabtu pagi tanggal 6 Juli tahun 2013, pesawat Asiana Airlines mengalami kecelakaan di San Fransisco International Airport. 

Dari keseluruhan 307 orang yang berada dalam pesawat , 2 orang meninggal dunia di lokasi saat kecelakaan terjadi dan seorang lainnya meninggal dunia kemudian saat sudah berada di rumah sakit . 

Pesawat Boeing 777-200ER Asiana Airlines mengalami crashed pada final approach.  Badan penyelidik federal Amerika Serikat NTSB, (National Transportation Safety Board)  menjelaskan bahwa Pilot terlambat mengetahui adanya kesalahan atau tidak akuratnya alur pendekatan pesawat dan kecepatan pesawat saat mendekati runway untuk melakukan pendaratan.

Pada saat kejadian ternyata  memang ILS dari Runway 28 L San Fransisco International Airport tengah berada dalam siklus pemeliharaan yang berarti ILS tersebut berada dalam kondisi tidak sedang bekerja.  

NTSB menjelaskan pada kesimpulan akhir investigasi tentang penyebab kecelakaan pesawat terbang Asiana Airlines tersebut sebagai berikut :

The probable cause of this accident was the flight crew's mismanagement of the airplane's descent during the visual approach, the pilot flying's unintended deactivation of automatic airspeed control, the flight crew's inadequate monitoring of airspeed, and the flight crew's delayed execution of a go-around after they became aware that the airplane was below acceptable glidepath and airspeed tolerances.

Dari tiga kecelakaan tersebut, terdapat beberapa kesamaan hasil penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang yang dialami oleh pesawat super modern, yaitu apa yang diistilahkan sebagai Automation Addiction.  

Satu kondisi dari ketergantungan dari seorang pilot terhadap peralatan otomatis di pesawat dalam mengendalikan penerbangannya.  

Walau masih memunculkan perdebatan yang panjang, terutama di kalangan para pilot sendiri tentang kondisi ketergantungan terhadap peralatan otomatis yang telah menggerus keterampilan dasar dari seorang pilot dalam menerbangkan pesawat, akan tetapi minimal ada dua hal yang tidak dapat dibantah.

Pertama, dengan terlalu mengandalkan peralatan otomatis dalam mengendalikan pesawat maka tingkat kewaspdaan seorang pilot pasti tidak berada dalam kondisi yang sama apabila dia tidak menggunakan peralatan otomatis.  

Yang kedua adalah keterampilan dasar dari seorang pilot hanya akan dapat terjaga dengan baik apabila pilot sering melakukannya dalam menerbangkan pesawat sehari-hari.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com