Dipastikan dengan terlalu seringnya pilot mengandalkan peralatan kemudi otomatis telah menyebabkan pilot jarang memperoleh kesempatan menerbangkan pesawat secara manual. Itu semua akan berakibat menurunnya keterampilan Pilot dalam menerbangkan pesawat.
Suatu kondisi yang sangat logis bahwa keterampilan seseorang akan jauh menurun bila yang bersangkutan jarang mengerjakannya atau melakukan latihan.
Perdebatan tentang hal ini menjadi lebih panjang lagi ketika melihat realita bahwa pesawat terbang super modern berteknologi tinggi untuk penerbangan jarak jauh dan berukuran “raksasa” memang sejak awal tidak didesain untuk diterbangkan secara manual.
Tidak dapat dibantah oleh siapapun bahwa sistem otomatis dalam mengendalikan pesawat terbang telah meningkatkan secara drastis tingkat keselamatan terbang.
Sayangnya sejalan dengan itu, telah muncul masalah baru yaitu bila pilot terlalu mengandalkan sistem otomatis, maka iat akan kehilangan “basic pilot flying skill” atau kemampuan terbang manual.
Keterampilan terbang manual justru menjadi unsur penting yang harus dimiliki pilot, yaitu pada saat terjadi gangguan pada sistem kemudi otomatis pesawat terbang. Dari sisi inilah kemudian perhatian mengenai kebutuhan tambahan latihan bagi pilot untuk dapat menjaga keterampilan terbang manualnya harus dipikirkan lebih jauh.
NASA sudah mengeluarkan jutaan dollar untuk sebuah penelitian selama lebih dari tiga tahun di IOWA University tentang hubungan antara system kendali otomatis dengan kecelakaan pesawat.
Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa 60 % penyebab kecelakaan pesawat modern ternyata disebabkan kesalahan pilot dalam menerbangkan pesawat secara manual dalam kondisi emergency yang disebut sebagai pilot manual control error.
Hal tersebut disebabkan terutama sekali karena pilot terlalu mengandalkan system Auto Pilot dalam pesawat. Itu sebabnya FAA (Federal Aviation Adminstration) menghimbau kepada seluruh Manajemen Airlines untuk memberikan perhatian serius tentang hal ini.
Intinya adalah, penguasaan pengetahuan tentang teknologi yang canggih oleh semua personil yang terlibat dalam penerbangan sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengoperasiannya.
Kesalahan sekecil apapun dalam pengoperasian peralatan otomatis pada dunia penerbangan dapat berakbat fatal.
Mudah-mudahan tragedi hilangnya pesawat terbang Boeing 777-200ER Malaysia Airlines MH 370 yang memakan ratusan nyawa itu tidak akan terulang kembali.
Jakarta 22 April 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.