Belum adanya data DTBP sungai-sungai di Indonesia ini dinilai menyulitkan penetapan bahan limbah yang bisa dibuah oleh sebuah industri di suatu wilayah.
Quina juga mengatakan bahwa kriteria bahan beracun untuk masing-masing industri dan media hingga saat ini masih umum.
"Kasus di Bali, ada industri minuman soda yang di listing membuang arsenik, padahal itu tidak ada," ucapnya.
Quina mengatakan, KLHK perlu membuat panduan pembuangan limbah untuk masing-masing industru dan media pembuangan.
Ashov menambahkan, untuk memudahkan kontrol dalam pembuangan limbah beracun, keterbukaan data diperlukan.
"Ini gelombang ketiga dalam usaha pengontrolan pencemaran," ucap Ashov.
Kasus di Jepang, kata Ashov, menunjukkan bahwa keterbukaan data terbukti efektif dalam mendorong praktik industri bebas limbah berbahaya dan beracun.
Ia pun mendorong KLHK untuk bisa memprakarsai platfotm keterbukaan data itu.
Data yang dapat dibagi berupa detail pabrik, detail per bahan kimia yang digunakan, volume limbah yang terbuang ke air, dibuang langsung, dan dikirim ke tempat lain, volume dan media pembuangan.
"Data harus free dan mudah diakses," kata Ashov.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.