KOMPAS.com — Menurut teori evolusi, makhluk di darat adalah hasil evolusi dari makhluk laut.
Sekitar 375 juta tahun lalu, moyang makhluk darat keluar dari lautan. Mutasi untuk adaptasi terjadi hingga kemudian muncullah makhluk-makhluk baru yang bisa berjalan di daratan.
Selama puluhan tahun, ilmuwan menemukan bukti kuat kebenaran teori itu.
Kebanyakan ilmuwan mencari fosil-fosil hewan antara darat dan laut serta melihat karakteristiknya. Ilmuwan ingin menemukan hewan laut yang punya karakteristik hewan darat, atau sebaliknya.
Kini, ilmuwan menemukan makhluk yang akan membuktikan kebenaran teori evolusi yang diajukan Charles Darwin tersebut.
Apinun Suvarnaraksh dari Meijo University dan Daphne Soares dari New Jersey Institute of Technology mengungkap bahwa spesies ikan dari Thailand bernama Cryptotora thamicola bisa berjalan layaknya salamander, salah satu jenis amfibi.
Spesies itu sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 1985. Namun, kemampuannya berjalan seperti hewan darat baru saja terungkap.
Dalam ekspedisi di kawasan karst di Thailand, Suvarnaraksh dan Soares menemukan C thamicola dan merekam perilaku geraknya.
Kembali ke New Jersey, Soares menunjukkan rekaman video itu kepada pakar biomekanik, Brooke E Flammang.
"Saya benar-benar terkejut. Makhluk ini benar-benar terlihat menikmati berjalan di atas permukaan batuan," kata Flammang. Menurut dia, C thamicola benar-benar berjalan seperti hewan berkaki empat.
Flammang ingin memperlajari lebih lanjut hewan itu, tetapi menghadapi kendala karena C thamicola adalah hewan dilindungi.
Suvarnaraksh punya alternatif. Ia pergi ke museum koleksi hewan di Thailand. Ia menemukan beberapa sampel C thamicola yang terawetkan dengan baik.
Ia membawa sampel itu ke sekolah dokter gigi dan meminta analisis CT scan. Hasilnya ia kirim ke Flammang.
"Saya benar-benar berpikir bahwa seseorang sedang membohongi saya," komentar Flammang saat melihat gambar itu, seperti dikutip New York Times pada Jumat (25/3/2016) lalu.
Namun, saat melihat video dan gambar C thamicola, Flammang yakin, ikan itu benar-benar bisa berjalan seperti hewan berkaki empat (tetrapoda).
Panggul C thamicola tak cuma punya satu tulang kecil seperti umumnya ikan, tetapi lebih kompleks. Tulang belakang ikan tersebut juga kompleks dan overlap, persis seperti tulang belakang tetrapoda.
Dengan karakteristiknya, C thamicola tak hanya mampu berjalan di atas batuan, tetapi bahkan memanjat tebing di air terjun.
Flammang mengatakan, ikan yang hanya hidup di gua Thailand itu benar-benar memberikan gambaran tentang bagaimana makhluk berevolusi menjadi makhluk darat.
"Dari perspektif evolusi, ini penemuan besar," ujar Brooke E Flamming.
"Inilah satu-satunya spesies hidup yang punya perilaku persis seperti yang kita pikirkan tentang bagaimana mereka harus berperilaku sebagai hewan yang berevolusi dari lingkungan perairan ke daratan," imbuhnya.
Grzegorz Niedwiedzk dari Warsawa University pada tahun 2009 menemukan jejak yang diduga dibuat oleh ikan yang berjalan di permukaan batuan.
Jejak itu berusia 400 juta tahun, sementara tetrapoda tertua berusia 375 juta tahun. Jadi, sulit menyimpulkan bahwa jejak itu memang dibuat oleh ikan.
Temuan C thamicola ini membuka riset selanjutnya tentang evolusi.
John R Hutchinson dari University of London mengatakan, "Ini adalah salah satu contoh bahwa ada keragaman ikan yang menanti untuk ditemukan."
Indonesia sendiri kaya kawasan karst. Riset kawasan karst di Indonesia berpotensi melahirkan temuan yang tak kalah mencengangkan dari ini.