Pemakaman Jerman, disebut Gross Fredenwalde yang dinamakan serupa dengan desa terdekat, berasal dari masa yang dikenal sebagai Mesolitik, ketika Eropa dihuni oleh para pemburu-pengumpul. Dalam konferensi pers Kamis pagi di Berlin, para eksavator mengumumkan bahwa sejauh ini, sembilan kerangka telah ditemukan di puncak bukit di situs pemakaman, lima diantaranya anak-anak di bawah usia 6 tahun. Para peneliti menemukan bukti bahwa ada lebih banyak kuburan yang belum ditemukan.
“Sangat jarang menemukan kuburan kaum Mesolitik di satu tempat,” ujar antropolog forensik, Bettina Jungklaus. “Mereka orang-orang yang mobile, tersebar di mana-mana.”
Penggalian pada tahun 2013 dan 2014 menemukan bukti dari kuburan prasejarah, ditemukan 50 mil utara dari Berlin di sebuah bukit setinggi 300 kaki di atas dataran di bawahnya.
Puncaknya begitu keras, tanah berbatu semacam ini akan menjadi tempat yang sulit untuk menggali kuburan. Tanpa sumber air di dekatnya, itu juga menjadi tempat yang buruk untuk permukiman.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Quartär, Thomas Terberger, arkeolog yang memimpin penggalian baru-baru ini, mengatakan penguburan adalah bukti dari perencanaan yang matang.
"Ini bukan akumulasi penguburan oleh kecelakaan, tetapi tempat yang mereka putuskan sebagai ‘rumah’ bagi mereka yang mati," kata Terberger.
Menurutnya, penemuan ini menjadi bukti pertama dari sebuah pemakaman yang sesungguhnya di Eropa utara atau Skandinavia. Hal tersebut, menurut rekan Terbeger, Erik Brinch Petersen membuat situs menjadi istimewa. “Ini kejutan besar,” ujarnya. Petersen merupakan seorang arkeolog di Universitas Copenhagen.
"Manusia pemburu-pengumpul biasanya dikubur di sebelah rumah mereka. Di sini, di Eropa Utara, situs seperti ini amat unik."
Kerangka bayi juga jarang. Para peneliti mengatakan itu kerangka bayi paling awal yang pernah ditemukan di Jerman, dan salah satu yang tertua di Eropa.
Proses penggalian harus dilakukan dengan amat hati-hati. Sebab, benar-benar langka menemukan penguburan utuh seperti ini dan karena tulang bayi begitu kecil dan rapuh.
Meninggal dan dikuburkan saat berusia enam bulan, bayi itu hampir sempurna diawetkan, lengan terlipat di dadanya yang kecil. Warna merah yang terdapat pada tulang dan tanah di sekitarnya berasal dari pigmen oker, pigmen alami bumi yang mengandung besi oksida terhidrasi.
Pengawetan yang baik memberikan peneliti banyak informasi. Jejak kimia dalam tulang, misalnya, bisa menunjukkan apakah bayi itu disusui. DNA bisa membangun hubungan ke kerangka lainnya di kuburan dan menentukan jenis kelamin bayi.
Belajar lebih banyak tentang kehidupan singkat bayi tersebut dan bagaimana ia meninggal bisa menginformasikan arkeolog tentang kondisi awal penduduk di Eropa.
"Kita bisa melihat penyakit yang mungkin diderita, dan mungkin menentukan penyebab kematian," kata Jungklaus. "Anak-anak selalu paling lemah, mereka korban pertama ketika ada perubahan lingkungan atau situsi kehidupan."