Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuburan Misterius dengan Jasad yang Dikubur Tegak Ditemukan

Kompas.com - 18/02/2016, 21:40 WIB
KOMPAS.com - Salah satu pemakaman tertua di Eropa ditemukan baru-baru ini, dengan kuburan yang berusia hampir 8.500 tahun. Dua dari temuan paling menarik adalah kerangka seorang bayi berusia enam bulan dan seorang pria berusia awal 20-an yang secara misterius dikubur berdiri tegak.

Pemakaman Jerman, disebut Gross Fredenwalde yang dinamakan serupa dengan desa terdekat, berasal dari masa yang  dikenal sebagai Mesolitik, ketika Eropa dihuni oleh para pemburu-pengumpul. Dalam konferensi pers Kamis pagi di Berlin, para eksavator mengumumkan bahwa sejauh ini, sembilan kerangka telah ditemukan di puncak bukit di situs pemakaman, lima diantaranya anak-anak di bawah usia 6 tahun. Para peneliti menemukan bukti bahwa ada lebih banyak kuburan yang belum ditemukan.

“Sangat jarang menemukan kuburan kaum Mesolitik di satu tempat,” ujar antropolog forensik, Bettina Jungklaus. “Mereka orang-orang yang mobile, tersebar di mana-mana.”

Penggalian pada tahun 2013 dan 2014 menemukan bukti dari kuburan prasejarah, ditemukan 50 mil utara dari Berlin di sebuah bukit setinggi 300 kaki di atas dataran di bawahnya.

Puncaknya begitu keras, tanah berbatu semacam ini akan menjadi tempat yang sulit untuk menggali kuburan. Tanpa sumber air di dekatnya, itu juga menjadi tempat yang buruk untuk permukiman.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Quartär, Thomas Terberger, arkeolog yang memimpin penggalian baru-baru ini, mengatakan penguburan adalah bukti dari perencanaan yang matang.

"Ini bukan akumulasi penguburan oleh kecelakaan, tetapi tempat yang mereka putuskan sebagai ‘rumah’ bagi mereka yang mati," kata Terberger.

Menurutnya, penemuan ini menjadi bukti pertama dari sebuah pemakaman yang sesungguhnya di Eropa utara atau Skandinavia. Hal tersebut, menurut rekan Terbeger, Erik Brinch Petersen membuat situs menjadi istimewa. “Ini kejutan besar,” ujarnya. Petersen merupakan seorang arkeolog di Universitas Copenhagen.

"Manusia pemburu-pengumpul  biasanya dikubur di sebelah rumah mereka. Di sini, di Eropa Utara, situs seperti ini amat unik."

Kerangka bayi juga jarang. Para peneliti mengatakan itu kerangka bayi paling awal yang pernah ditemukan di Jerman, dan salah satu yang tertua di Eropa.

Proses penggalian harus dilakukan dengan amat hati-hati. Sebab, benar-benar langka menemukan penguburan utuh seperti ini dan karena tulang bayi begitu kecil dan rapuh.

Meninggal dan dikuburkan saat berusia enam bulan, bayi itu hampir sempurna diawetkan, lengan terlipat di dadanya yang kecil. Warna merah yang terdapat pada tulang dan tanah di sekitarnya berasal dari pigmen oker, pigmen alami bumi yang mengandung besi oksida terhidrasi.

Pengawetan yang baik memberikan peneliti banyak informasi. Jejak kimia dalam tulang, misalnya, bisa menunjukkan apakah bayi itu disusui. DNA bisa membangun hubungan ke kerangka lainnya di kuburan dan menentukan jenis kelamin bayi.

Belajar lebih banyak tentang kehidupan singkat bayi tersebut dan bagaimana ia meninggal bisa menginformasikan arkeolog tentang kondisi awal penduduk di Eropa.

"Kita bisa melihat penyakit yang mungkin diderita, dan mungkin menentukan penyebab kematian," kata Jungklaus. "Anak-anak selalu paling lemah, mereka korban pertama ketika ada perubahan lingkungan atau situsi kehidupan."

Sementara penguburan bayi yang luar biasa, tubuh seorang pemuda ditemukan di dekatnya, membuat peneliti bingung dan bersemangat. Terkubur lebih dari 1.000 tahun setelah bayi, orang itu dimakamkan berdiri, bersama-sama dengan alat-alat tulang dan pisau dari batu.

Kerangka manusia menunjukkan ia hidup cukup mudah. Kerangka itu, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia melakukan banyak kerja berat secara fisik.

"Dia terlihat seperti pemecah batu api atau pengrajin yang berpengalaman, daripada remaja laki-laki terkuat dalam kelompok," kata Terberger.

Lebih aneh lagi, lubang makam vertikal tersebut hanya diisi setinggi lutut pria itu pada awalnya. tubuh bagian atasnya dibiarkan sebagian membusuk dan hancur berantakan sebelum makam itu diisi penuh. Di beberapa titik, api tampaknya dibuat di atas makam.

Satu penjelasan yang mungkin berasal dari ratusan mil di arah timur laut. Ada sebuah cara penguburan serupa di pemakaman Olenij Ostrov di zaman modern Rusia, dari kisaran waktu yang sama.

Para peneliti telah lama mengasumsikan budaya mengalir ke Eropa kuno dari selatan, tetapi penguburan aneh ini menunjukkan bahwa juga ada migrasi atau komunikasi aktif di seluruh Eropa utara. "Orang ini merupakan indikasi dari pengaruh Timur tersebut," kata Terberger; Hasil DNA dari tulang-tulangnya mungkin bisa mengungkap hubungan tersebut.

Dari analisis awal DNA dan barang yang dimakamkan bersamanya, jelas pemuda dimakamkan berdiri adalah pemburu-pengumpul, seperti bayi yang berbagi pemakaman dengannya. Tapi dia meninggal sekitar 7.000 tahun yang lalu, yang berarti kuburan puncak bukit itu digunakan selama lebih dari satu milenium.

Kematiannya terjadi sekitar waktu yang sama dengan petani pertama tiba di bagian Eropa, bagian dari sebuah proses yang mengubah wajah benua tersebut.

Tumpang tindih ini mungkin membantu para peneliti memahami apa yang terjadi ketika pemburu-pengumpul pertama kali bertemu imigran yang membawa teknologi baru dan gaya hidup dari selatan. “Akhirnya diketahui bahwa pemburu-pengumpul dan petani hidup berdampingan,” ujar Terberger.

Namun bukti dari kuburan menunjukkan hubungan yang dingin. Para arkeolog telah menemukan permukiman petani dari periode waktu yang sama hanya 10 kilometer dari pemakaman pemburu-pengumpu— tapi tidak ada tanda-tanda bahwa orang-orang yang dimakamkan di sana punya kontak berarti dengan tetangga mereka. (Lutfi Fauziah/Andrew Curry/National Geographic)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com