Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Tahun Berperang Melawan Nyamuk Aedes, Mengapa Manusia Tetap Gagal?

Kompas.com - 17/02/2016, 21:52 WIB
KOMPAS.com - Kalau bertanya apa makhluk yang manfaatnya tak diketahui tetapi mudaratnya sangat bisa dirasakan, mungkin jawabannya adalah nyamuk Aedes.

Aedes membawa beragam virus penyebab penyakit, mulai yellow fever, demam berdarah dengue, hingga chikungunya. Kalau virus adalah teroris, maka Aedes adalah tank-nya.

Sementara hingga kini beragam penyakit karena Aedes belum bisa diatasi, nyamuk yang di Indonesia bisa dijumpai dalam jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus itu kembali membuat dunia heboh.

Aedes kali ini membuat virus Zika mendunia. Virus yang ditemukan pertama kali di Uganda pada tahun 1947 itu dinyatakan menyebabkan microcephaly. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kewaspadaan.

Terhitung sejak epidemi yellow fever di Amerika Serikat tahun 1793 yang membunuh setidaknya 5.000 orang, maka manusia sebenarnya telah berperang melawan Aedes selama ratusan tahun.

Selama ratusan tahun itu, beragam teknologi telah berkembang. Tapi anehnya, manusia tetap belum dapat mengatasi Aedes. Bagaimana bisa? Bukanlah Aedes hanya makhluk kecil yang bisa mati dalam sekali pencet?

Karakter Aedes

Ada baiknya menilik karakter Aedes terlebih dahulu.

Sejumlah penelitian yang dilakukan para ilmuwan telah mengungkap karakter Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Terungkap, mereka memang makhluk yang suka berdekatan dengan manusia.

Profesor bidang parasitologi dari Universitas Indonesia, Suleha Sungkar, mengatakan, A albopictus banyak ditemukan di lingkungan pedesaan dan banyak berada di lingkungan luar rumah, seperti taman.

Sementara, A aegypti adalah makhluk yang suka berada di dalam rumah. "Karenanya disebut highly domesticated," katanya dalam diskusi virus Zika yang digelar Universitas Indonesia, Rabu (17/2/2016).

A albopictus adalah nyamuk yang cepat panik tetapi cerdas. Bila manusia bergerak saat darahnya dihisap, nyamuk itu akan cepat pergi.

Namun, A albopictus lebih cepat dalam menularkan virus. "Dalam sekali waktu, A albopictus bisa menularkan ke enam orang sekaligus," kata Suleha.

Sedangkan A aegypti adalah nyamuk yang agresif. Dia tetap akan menghisap darah walaupun manusia berontak. Karenanya, A aegypti biasanya mati setelah menghisap darah. Sebabnya? Karena manusia memencetnya.

Dua jenis nyamuk itu sangat suka dengan bau manusia. Mereka suka bersembunyi di ruang paling privat manusia, seperti ruang tidur, sela-sela pakaian yang digantung, dan tumpukan pakaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com