Hamaguchi yang berhasil menyelamatkan hampir seluruh penduduk desa kemudian dengan kesadaran dan menggunakan uangnya sendiri membangun tanggul penahan gelombang di sepanjang pantai desa. Tanggul itu kemudian berguna untuk membantu mengurangi dampak tsunami yang kembali menghantam desa tersebut pada tahun 1946 atau 92 tahun setelahnya.
Sampai saat ini, di Kota Hirogawa selalu dilakukan festival tsunami untuk memperingati kepahlawanan Hamaguchi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi tsunami.
Cerita evakuasi yang berhasil dan kepahlawanan seorang Hamaguchi inilah yang kemudian dijadikan teladan untuk membangun kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami di seluruh Jepang dan diharapkan dapat menjadi teladan dalam membangun kewaspadaan di tingkat global.
26 Desember untuk Indonesia
Jika Jepang punya ‘Inamura no hi’ Indonesia juga memiliki cerita sukses evakuasi tsunami yang berakar pada pengetahuan yang diturunkan lintas generasi yakni smong.
Meskipun berada pada lokasi yang sangat dekat dengan pusat gempa dan dihantam tsunami dalam waktu kurang dari setengah jam, hanya 6 orang yang tewas di Pulau Simelue dari total sekitar 8,000 orang penduduk yang sebenarnya berpotensi terkena dampak tsunami.
Oleh karenanya tentu juga tidak berlebihan jika 26 Desember ditetapkan sebagai hari kesiapsiagaan bencana/tsunami nasional. Tentunya bukan sekedar untuk seremoni tetapi untuk dimaknai esensinya dalam menyampaikan pesan kesiapsiagaan untuk generasi sekarang dan masa depan.
* Pakar tsunami Kementerian Kelautan dan Perikanan
Chairman Tsunami Working Group, Sentinel Asia.