Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai 11 Tahun Tsunami Aceh

Kompas.com - 26/12/2015, 11:09 WIB

Meskipun jumlah peserta kegiatan tersebut berfluktuasi setiap tahunnya tetapi secara umum kegiatan yang dilaksanakan secara nasional dengan basis kegiatan di tingkat kota ini mampu secara bertahap meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

Yang terpenting, kegiatan bisa menjadi jembatan informasi lintas generasi mengenai bencana dan bagaimana mengurangi potensi dampaknya di masa depan.

Inisiatif Hari Tsunami Dunia

Beranjak dari pemahaman yang telah dilaksanakan bertahun-tahun di negeri sendiri, pemerintah Jepang paska tsunami tahun 2011 lalu merasa perlu untuk menyebarluaskan pembelajaran serupa untuk peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami di tingkat global.

Atas inisiatif Jepang dan didukung oleh lebih dari 140 negara, Sidang Umum Komite Kedua Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 5 Desember 2015 lalu menetapkan tanggal 5 November sebagai Hari Kesiapsiagaan Tsunami Dunia.

Lalu kenapa tanggap 5 November? Kenapa bukan tanggal 11 Maret yang merupakan tanggal terjadinya tsunami besar Jepang tahun 2011 lalu?

Pada tanggal 5 November 1854, Prefektur Wakayama sekitar 400 km sebelah Barat Tokyo dihantam tsunami yang dibangkitkan oleh gempa dengan kekuatan ~M8.4 berpusat di lepas pantai prefektur tersebut.

Gempa besar itu diikuti oleh tsunami dan kebakaran hebat yang merusak dan menghancurkan paling tidak 65,000 bangunan dan menimbulkan korban jiwa sedikitnya 30,000 orang.

Akan tetapi, ada satu aksi yang sangat heroik pada saat bencana besar terjadi yang sampai saat ini dikenal dengan kisah ‘Inamura no hi’.

Aksi tersebut adalah upaya dari seorang warga desa di Kota Hirogawa bernama Goryo Hamaguchi yang kebetulan sedang berada di atas bukit di dekat gudang penyimpanan beras desa pada saat tsunami terlihat mendekati pantai.

Hamaguchi berpikir bahwa gelombang yang sangat besar tersebut pasti akan membawa bencana besar di desa yang terletak di pesisir pantai, sehingga Hamaguchi harus secepat mungkin memberitahu dan mengevakuasi warga desa ke dataran yang lebih tinggi.

Hamaguchi pada saat yang sangat genting tersebut mengambil keputusan yang mungkin sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya; dia membakar gudang-gudang penyimpanan beras di atas bukit dan dengan seketika api yang sangat besar menyala-nyala dengan asap tebal membubung ke angkasa.

Warga desa yang baru saja merasakan gempa begitu melihat gudang penyimpanan beras terbakar langsung berhamburan lari ke atas bukit untuk memadamkan api.

Hampir semua masyarakat berlarian ke atas bukit untuk bersama-sama membantu upaya pemadaman api yang membakar gudang beras mereka.

Pada saat masyarakat sampai diatas bukit, Hamaguchi mengatakan bahwa dia sengaja membakar gudang penyimpanan beras tersebut sebagai upaya agar masyarakat segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Tidak beberapa lama kemudian masyarakat desa melihat gelombang tsunami meluluhlantakkan desa mereka dari perbukitan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com