Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mendapatkan "Lotre" HIV, Pelajaran dari "Straight" dan Gay

Kompas.com - 01/12/2015, 13:02 WIB

Kurangnya informasi membuatnya melakukan hubungan seksual yang tidak aman. "Saya tahu HIV bisa menular lewat seks, tapi saat itu lebih banyak isunya kan soal narkoba," katanya.

Akhir 2012, saat wisata ke Bali, Antonio memeriksakan diri. Hasil tesnya positif, tetapi ia sempat menunda minum ARV karena CD4-nya masih tinggi.

Pada rekan sesama gay, Antonio menyampaikan pesan yang mungkin terdengar klise tetapi tetap penting, "Lakukan seks yang aman, dengan kondom."

Selain itu, Antonio mengajak semua LGBT untuk tak cuma mengekspresikan jati diri, tetapi juga mewaspadai risiko terinfeksi HIV.

Dia menulis pengalaman kehidupannya sebagai gay dan HIV positif dalam buku My Life My Story. Dia juga menjadi relawan di Ruang Carlo, klinik HIV di Rumah Sakit St Carolus.

Siapa pun bisa kena

Pakar HIV/AIDS dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Sjamsuridjal Djauzi, mengungkapkan bahwa HIV bisa menjangkiti siapa pun.

Asumsi-asumsi tentang siapa saja yang paling berpeluang terinfeksi HIV tak sepenuhnya benar.

Dikatakan, menjadi istri setia tak akan terinfeksi HIV. Tetapi, kenyataan mengungkap, tanpa kewaspadaan, HIV tetap bisa menginfeksi.

Ibu rumah tangga kini bahkan lebih berisiko terinfeksi HIV dibandingkan pekerja seks komersial.

Asumsinya, pekerja seks dan sopir truk berpeluang lebih tinggi terinfeksi HIV. Ternyata, menurut Laporan HIV Kementerian Kesehatan pada Agustus 2015, ibu rumah tangga, wiraswasta, dan karyawan adalah kalangan yang menurut profesinya paling banyak menderita HIV.

"Siapa pun sebisa mungkin melakukan tes HIV," kata Sjamsuridjal.

Sjamsuridjal mengajak siapa pun memerangi HIV, termasuk perusahaan yang mempekerjakan karyawan. Biaya HIV yang ditanggung pemerintah cukup tinggi. Tahun 2014, pemerintah menghabiskan Rp 200 miliar hanya untuk obat ARV.

"Kalau swasta keuntungan bertriliun-triliun, mereka harusnya bisa berperan serta."

Kepada media, Sjamsuridjal menekankan pentingnya peran memberi informasi, bukan hanya menyuguhkan perdebatan dan isu soal kebijakan.

Lihat laporan multimedia Saya Positif di tautan ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com