Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Kesehatan Mesin dari Warna Busi

Kompas.com - 23/11/2015, 16:09 WIB
Stanly Ravel

Penulis


Jakarta, Otomania - Selain menjadi komponen penting, busi juga bisa menjadi alat untuk mendiagnosa kondisi mesin pada kendaraan. Caranya hanya dengan melihat warna busi saat akan dibersihkan.

Dari tampilan warna pada kepala busi kita bisa melihat bagaimana kondisi mesin di kendaraan. Apakah mesin boros bahan bakar, normal, atau malah mesin terlalu panas.

"Fungsi busi adalah untuk memercikan api ke dalam ruang pembakaran. Posisi kepala busi berada di dalam ruangan silinder head bersama dengan klep, warna kepala busi terbentuk akibat efek pembakaran, dan dari sini lah kita bisa melihat kondisi mesin kendaraan," ucap Asisten Manajer Technical Training PT Daya Adicipta Mustika (DAM), Ade Rohman, kepada Otomania, Minggu (19/11/2015).

Busi dalam keadaan normal ditandai dengan warna cokelat keabu-abuan yang merata. Selain itu kondisi busi terlihat tidak ada penumpukan deposit atau kerak alias bersih.

Busi dengan warna kuning menandakan kinerja mesin yang terlampau berat. Jika ujung elektroda terlihat abu-abu muda (terang) berarti campuran bahan bakar dan udara terlalu sedikit atau kurang asupan bensin.

Berbeda lagi ketika warna pada kepala busi terlalu gelap atau hitam pekat, hal ini menandakan campuran bahan bakar terlalu boros bensin atau bisa diartikan pembakaran yang tidak sempurna. Hal ini bisa dikarenakan pemilihan tipe busi yang salah.

denibeon.binushacker.net Warna busi

Sedangkan bila mendapati kondisi busi dengan warna hitam basah atau beroli ini menandakan ada kebocoran pada sil klep yang biasa terjadi pada mesin 4 tak. Pengapian tidak benar yang diakibatkan oktan terlalu tinggi dan kerja mesin dipacu pada kecepatan tinggi juga menyebabkan busi overheating, hal ini biasanya ditandai dengan warna busih putih.

"Dengan warna busi ini kita bisa deteksi bagaimana kondisi motor, bila tidak normal ada baiknya anda langsung memeriksakan ke bengkel untuk mendapatkan servis dan perawatan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau