Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tahun Setelah Diselundupkan, 14 Orangutan Kembali ke Kampung Halaman

Kompas.com - 12/11/2015, 19:28 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Enam tahun dibawa secara ilegal, 12 orangutan kini kembali ke kampung halaman. Mereka tiba di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, pada Kamis (12/11/2015) sekitar pukul 15.00 WIB.

Satu orangutan diturunkan bersama "kandangnya" dari pesawat untuk diperlihatkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, pejabat TNI Angkatan Udara, Kementerian Luar Negeri, dan lainnya.

Sang orangutan mengulurkan tangan saat diberi pisang. Sesekali, dia juga mengintip ke luar untuk kemudian bergerak-gerak hingga kandang bergoyang.

Di samping orangutan yang mungkin tak sabar ingin lepas liar itu, Situ Nurbaya menyebut, "kepulangan orangutan ini adalah wujud komitmen kita untuk melindungi satwa liar."

Indonesia sebelumnya pernah memulangkan orangutan yang diselundupkan. Sejumlah 48 dipulangkan pada tahun 2007 serta 6 lagi pada tahun 2008.

Orangutan yang kembali dari Thailand ini diselundupkan dari Sumatera dan Kalimantan. Tertangkap ketika mencapai Thailand, orangutan tersebut lantas dipelihara di balai konservasi Ratchaburi.

Sejatinya, jumlah orangutan yang diselundupkan 13.

Kawanan orangutan itu harus sedih karena 1 diantaranya mati. Namun, mereka juga akhirnya gembira karena ada 2 bayi yang lahir.

"Jadi yang pulang ke Indonesia ada 14," ungkap Siti Nurbaya dalam sambutannya.

Dari empat belas orangutan yang kembali, satu dipercaya berasal dari Sumatera dan 13 dari Kalimantan. Ada 9 jantan di mana 1 adalah bayi serta ada 5 betina yang satu diantaranya masih anak-anak.

Situ mengatakan, usai tiba orangutan akan dikarantina. Taman Safari Indonesia akan mengecek apakah orangutan masih memiliki sifat liar.

"Kalau masih punya sifat liar akan kita lepas liarkan. Kalau tidak akan kita berikan ke lembaga konservasi untuk kepentingan penangkaran, pembibitan, dan lainnya," ujar Siti.

Bila perlu dilepasliarkan, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman akan menganalisis DNA orangutan terlebih dahulu sehingga bisa dikirim ke tempat yang tepat.

Orangutan kini menghadapi tantangan besar. Habitat tempat mereka hidup dikonversi menjadi lahan kebuh kelapa sawit, area tambang, dan lainnya. Habitat mereka terfragmentasi.

Di Sumatera, populasi orangutan diperkirakan 6.667. Sementara di Kalimantan 36.125. Populasi terancam menurun ekosistem terus dirusak dan penyelundupan terus berlangsung.

Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rasio Ridho Sani, mengatakan bahwa pihaknya kini menjalin kerjasama internasional untuk memerangi penyelundupan satwa liar, bukan hanya orangutan.

"Tantangan mencegah perdagangan satwa liar adalah mengetahui jaringan yang kadang tidak hanya terkait satwa liar tetapi juga srugd dan lainnya," ungkap Roy.

Sementara terkait perlindungan habitat, Siti mengatakan, "tidak boleh lagi buka izin di lahan gambut, tidak boleh lagi land clearing di area baru, dan kita harus tata hutan." Mari ditunggu komitmennya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com