Demikian laporan dari pertemuan para menteri lingkungan, Senin (9/11/2015), di Paris, Perancis, menjelang Pertemuan Para Pihak pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Paris, 30 November-11 Desember.
Jika pemanasan global terus pada lintasan sekarang, akan terjadi kenaikan 4 derajat celsius. Permukaan laut bakal naik hingga merendam daratan yang dihuni lebih dari 600 juta orang, menurut survei Climate Central, kelompok riset yang berpusat di Amerika Serikat.
Kenaikan permukaan laut paling telak memukul Tiongkok, dengan 145 juta warga yang hidup di daerah pesisir.
Menurut laporan itu, urutan berdasarkan jumlah warga terancam adalah India, Banglades, Vietnam, Indonesia, Jepang, AS, Filipina Mesir, Brasil, Thailand, Myanmar, dan Belanda.
Sepuluh megakota dunia yang terancam, antara lain, adalah Shanghai, Hongkong, Kalkutta, Mumbai, Dhaka, Jakarta, dan Hanoi. Pemanasan 4 derajat celsius bisa menyebabkan terendamnya daerah yang dihuni lebih dari setengah penduduk Shanghai, Mumbai, dan Hanoi.
Bahkan, jika Pertemuan Para Pihak Ke-21 (COP-21) Lembaga Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim mencapai kesepakatan membatasi kenaikan suhu hingga 2 derajat celsius dibandingkan era pra-Revolusi Industri, rumah yang dihuni sekitar 280 juta orang akan terendam air laut.
Sebuah kajian yang diterbitkan Bank Dunia, Minggu (8/11/2015) malam, menyebutkan, akan ada "tambahan lebih dari 100 juta orang yang jatuh miskin sebelum tahun 2030". Itu terjadi jika tak diambil tindakan mengerem perubahan iklim.
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, tuan rumah COP-21, mengeluarkan peringatan pada pertemuan para menteri dari 70 negara saat pertemuan persiapan negosiasi akhir.
"Kehidupan di planet kita sendiri yang jadi taruhan," ujar Fabius kepada wartawan. Karena itu, pencapaian tujuan PBB membatasi kenaikan 2 derajat celsius amat mendesak.
Pertemuan COP-21 akan dibuka Sekjen PBB Ban Ki-moon dan dihadiri sekitar 100 kepala negara dan pemerintahan, di antaranya dari Brasil, India, dan Tiongkok. Presiden Rusia Vladimir Putin terakhir menyatakan kehadirannya. (AFP/DI/ISW)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.