Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badak Harapan, Harapan Baru Konservasi Badak Dunia

Kompas.com - 04/11/2015, 17:56 WIB
KOMPAS.com — Dalam 10 tahun terakhir, populasi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) mengalami penurunan hingga 50 persen. Kepulangan badak yang diberi nama Harapan dari Kebun Binatang dan Taman Botani Cincinnati, Amerika Serikat, ke habitat aslinya di Sumatera, Indonesia, ini diharapkan dapat mengulang sukses konservasi badak sumatera pada 2007.

Hal itu disampaikan konsultan kesehatan satwa Suaka Rhino Sumatera (SRS), Muhammad Agil, ketika dihubungi Kompas dari Bandar Lampung, Selasa (3/11/2015). "Badak Harapan merupakan satu-satunya badak terakhir di luar Asia. Kepulangannya ke Indonesia diharapkan menjadi harapan baru bagi upaya konservasi badak sumatera, bukan hanya untuk Indonesia, melainkan juga untuk dunia," ujarnya.

Agil mengatakan, kepulangan Harapan ke Indonesia merupakan hasil kesepakatan Indonesia dan AS. Kedua negara tersebut ingin berkontribusi bagi kelestarian dan upaya konservasi badak sumatera.

"Saat ini semua aktivis lingkungan dan pegiat konservasi satwa berharap program konservasi dan breeding (perkawinan) badak Harapan yang dilakukan SRS berhasil. Apabila program tersebut berhasil, SRS bisa menjadi pusat dan acuan breeding badak di dunia," ujar Agil.

SRS merupakan pusat konservasi badak sumatera yang terdapat di dalam wilayah konsesi Taman Nasional Way Kambas. Pada 2007, seekor badak sumatera jantan bernama Andalas dipulangkan dari Kebun Binatang dan Taman Botani Cincinnati, AS, ke SRS.

Di SRS, Andalas berhasil mengawini salah satu badak betina bernama Ratu. Keduanya akhirnya melahirkan Andatu pada 2012. Kelahiran Andatu merupakan penanda keberhasilan upaya konservasi badak di Asia sejak penangkaran badak pertama kali, 124 tahun silam di India.

KOMPAS/NOVAN Silsilah Badak Harapan

Pakar ekologi satwa liar yang juga dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Hadi Alikodra, mengatakan, kedatangan Harapan merupakan napas baru konservasi badak sumatera yang populasinya terus menipis. Ia optimistis SRS bisa kembali mencetak sukses konservasi badak seperti 2007.

"Dokter hewan dan semua petugas di SRS pasti sudah memiliki pengalaman dan pelajaran yang berharga selama proses konservasi yang dilakukan terhadap Andalas. Saya optimistis SRS bisa kembali berhasil meningkatkan populasi badak sumatera," tuturnya.

Hadi yakin, jika nantinya upaya konservasi badak kembali berhasil, bukan hanya nama SRS yang terangkat di mata dunia, melainkan juga nama baik Indonesia. Pasalnya, saat ini semua aktivis dunia tengah berharap pada keberhasilan konservasi tersebut.

Konservasi badak sumatera, lanjut Hadi, saat ini diperlukan mengingat jumlah populasinya yang semakin menurun. Selain itu, badak sumatera juga memiliki peran dalam upaya membantu kelestarian tumbuh-tumbuhan di hutan.

"Badak sumatera sedikit banyak membantu penyebaran bibit tumbuhan melalui feses (kotoran). Feses badak membawa bibit-bibit tumbuhan dari tanaman yang ia makan. Secara tidak langsung, badak membantu manusia untuk menanam dan melestarikan hutan," paparnya.

AP/JOHN MINCHILLO Harapan, badak sumatera, saat berada di kandangnya untuk terakhir kalinya di Kebun Binatang dan Taman Botani Cincinnati, Amerika Serikat, pada 29 Oktober. Harapan kini sudah berada di Indonesia dan diharapkan menjadi harapan baru bagi konservasi badak dunia.
Tersisa 100 ekor

Yayasan Badak Indonesia pernah merilis, dalam 10 tahun terakhir, populasi badak sumatera mengalami penurunan hingga 50 persen. Saat ini populasi badak sumatera tersisa 100 ekor yang tersebar di empat kantong, yaitu Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Kutai.

Badak Harapan lahir tahun 2007, hasil peranakan badak sumatera Emi dan Ipuh yang dikirim dari Indonesia ke Cincinnati pada 1991. Selain Harapan, Emi dan Ipuh melahirkan badak jantan Andalas (2001) dan badak betina Suci (2003).

Pada 2007 Andalas dipulangkan ke Indonesia dalam upaya konservasi badak. Andalas yang dikawinkan dengan Ratu melahirkan Andatu pada 2012, sedangkan Suci mati di Cincinnati pada 2012.

Kedatangan Harapan ke Indonesia diharapkan dapat mengulang kesuksesan konservasi badak yang dilakukan SRS terhadap Andalas. Kelahiran Andatu saat itu menjadi penanda kesuksesan konservasi badak di Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau