Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Roket Negeri Gandhi, Satelit LAPAN A2/ORARI Mengantariksa Hari Ini

Kompas.com - 28/09/2015, 07:00 WIB
KOMPAS.com - Saat-saat paling mendebarkan dalam peluncuran satelit LAPAN A2/ORARI telah tiba. Hanya beberapa jam setelah artikel ini diturunkan, satelit yang 100 persen dibuat di Indonesia itu akan diluncurkan.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan, "semua sudah siap."

Beberapa hari sebelum diluncurkan, uji akhir pada satelit sudah dilakukan. Pada Minggu (27/9/2015), LAPAN A2/ORARI sudah terpasang pada roket yang akan meluncurkannya.

Thomas mengatakan, "yang lebih krusial dalam peluncuran adalah roket pembawanya."

LAPAN A2 akan diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India, fasilitas bandar antariksa milik Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) sekitar pukul 11.30 WIB.

Dihubungi Kompas.com, Minggu, Thomas mengatakan bahwa saat ini 6 orang perekayasa LAPAN sudah berada di India untuk mengontrol dan menyaksikan secara langsung peluncuran satelit tersebut.

Begitu menunggangi roket PSLV (Polar Satellite Launch Vehicle)-C30, LAPAN A2/ORARI akan langsung melesat cepat. Butuh 21,93 detik bagi roket dan satelit untuk sampai pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan bumi, ketinggian orbitnya.

Sampai pada ketinggian itu, roket akan melepaskan satelit seberat 78 kilogram tersebut. Satelit kemudian mulai hidup "mandiri" dengan bantuan panel surya untuk mendapatkan energi dari matahari.

LAPAN A2/ORARI akan mengorbit di sektar ekuatorial, antara 6 derajat Lintang Utara hingga 6 derajat Lintang Selatan. Butuh 98 menit bagi LAPAN A2/ORARI untuk mengelilingi bumi.

Jaga Kedaulatan

Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Suhermanto, saat dihubungi LAPAN sebelumnya mengatakan bahwa satelit berukuran 50 cm x 47 cm x 38 cm itu akan siap menjaga kedaulatan Indonesia begitu diluncurkan.

LAPAN A2/ORARI memiliki instrumen Automatic Identification System (AIS) yang mampu memantau laut Indonesia hingga rentang jarak 2.000 kilometer.

Satelit bisa menangkap data-data yang ditransmisikan oleh kapal-kapal. Data-data yang ditangkap itu direkam dan saat satelit melintasi wilayah Indonesia dan diunduh.

"Kita bisa tahu kapal-kapal yang melintasi perairan Indonesia," kata Suhermanto.

Saat ini pemantauan kapal yang lewat dilakukan dari pelabuhan. Dengan cara itu, kendalanya adalah jangkauan yang terbatas, hanya beberapa kilometer. Dengan satelit ini maka jangkauan pemantauannya lebih luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com