Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ultimatum hingga Satgas Doa, di Balik Rapat Pejabat tentang Kebakaran Hutan

Kompas.com - 16/09/2015, 07:00 WIB

"Untuk tanggulangi, kita sudah bentuk satgas dari sejak bencana belum terjadi. Ada satgas operasi darat, satgas water bombing, satgas asap, satgas sosialisasi, dan satgas doa," ungkap Nyarong. Tak dijelaskan secara rinci tugas satgas doa tersebut.

Nyarong mengatakan sejumlah langkah pemadaman api berhasil. Namun dirinya masih membutuhkan bantuan helikopter untuk mematikan api serta perangkat untuk menghisap asap.

"Debat" Asap Kiriman

"Debat" dimulai saat ada pernyataan bahwa Riau mengalami dampak terparah karena asap kiriman dari provinsi tetangga, yang pastinya adalah Sumatera Selatan dan jambi.

Arah angin pada musim kemarau yang bergerak ke daratan Asia memang membuat asap kebakaran hutan dari Sumatera Selatan dan Jambi bergerak ke utara menuju Riau dan berbelok ke Singapura dan Malaysia. Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II Palembang aman-aman saja. Namun Bandara Sultan Thaha di Jambi dan Sultan Syarif Kasim II di Riau terganggu.

Data titik api di situs KLHK (sipongi.menklh.go.id) mengungkap bahwa di Sumatera Selatan terdapat 141 titik api per 15 September 2015. Luas hutan yang terbakar di wilayah itu sudah sekitar 476 hektar.

Dengan jumlah titik api terbanyak dan kebakaran yang mencapai ratusan hektar, Sumatera Selatan menjadi "tersangka utama" bencana asap. Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin berusaha menampik. "Saya mau sampaikan ke gubernur lain, asap itu bukan semuanya berasal dari Sumatera Selatan," katanya.

Alex mengungkapkan Sumatera Selatan sebenarnya sudah lama mengantisipasi kebakaran hutan dan bencana asap. Ketika bencana sap pun nyatanya terjadi, pihaknya juga mengaku sudah bekerja keras dan membuahkan hasil baik.

"Sumatera Selatan itu Januari sampai 20 Agustus bisa dikatakan zero hotspot. Tapi tanggal 26 Agustus meledak. Kalau dikatakan bahwa Sumsel penyumbang asap terbesar, tidak juga," demikian penjelasan Alex yang langsung diikuti tawa peserta rapat.

Pejabat yang mewakili Gubernur Jambi, Irman, menanggapi pernyataan Alex, berusaha menyampaikan bahwa kabut asap yang masih menyelimuti Jambi adalah karena kiriman.

"Dari hasil pemantauan, dalam dua hari ini titik api di Jambi nol. Ini hasil usaha keras. Namun nyatanya Bandara Sultan Thaha Jambi masih berasap. Jelas, asap ini karena arah angin," kata Irman disambut tawa. Akibat asap, puluhan ribu warga Jambi menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

Yang menarik, Jambi sendiri sebenarnya juga mengalami kebakaran cukup parah. Total kebakaran hutan menurut catatan KLHK adalah sebesar 2.217 hektar, kedua terbesar di Sumatera setelah Riau.

Beragam Gagasan

Terlepas dari  kelucuan yang terjadi di rapat, sejumlah gagasan baik dicetuskan. Kapolri mengusulkan, "Selain sanksi hukum, bisa juga diberikan blacklist. Nama direksinya, pemegang sahamnya cantumkan. Komunikasikan ke seluruh kantor administrasi, jadi tidak bisa buka usaha yang sama."

Gagasan itu disambut oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan. "Setuju, dari direksi sampai yang punya saham di-blacklist."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com