“Saya mulai menusuki liang itu dengan tongkat, dan merasa takjub dengan apa yang menyeruak keluar. Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah taring merah,” kata Wong.
Umumnya, A. sutherlandi memiliki punggung dan taring hitam mengkilap, serta perut berwarna coklat tua atau plum. Namun, laba-laba yang menyeruak keluar dari liang memiliki perut dan taring berwarna merah darah. Wong, seorang Penjelajah Muda National Geographic dan penyandang gelar Ph.D. dari Australian National University di Canberra, langsung mengetahui bahwa dia telah menemukan penemuan sekali seumur hidup.
“Saya belum pernah melihat laba-laba jaring corong dengan warna begitu,” katanya. Dan rupanya memang belum pernah ada yang melihatnya. Perbedaan warna pada tiap hewan, bahkan laba-laba, merupakan hal yang umum, kata Amber Beavis, seorang ahli laba-laba dan peneliti senior di Regional Australia Institute, sebuah wadah pemikiran independen di Canberra.
“Ada lebih banyak variasi daripada yang anda kira,” kata Beavis. Namun, penemuan laba-laba bertaring merah tetap saja mencuri perhatiannya, dan tetap menganggapnya sebagai penemuan yang tidak biasa.
“Saya telah menghabiskan lima tahun di area ini mencari laba-laba, dan saya tidak pernah melihat hal yang seperti itu.”
Kenapa Begitu Merah?
Pencarian ulang dilakukan pada area tersebut namun laba-laba merah tak berhasil ditemukan lagi. Wong membawa laba-laba berwarna tidak biasa yang ditemukannya itu ke laboratorium. Namun sayangnya, binatang itu tidak bertahan hidup.
Wong tidak yakin tentang apa yang memberikan laba-laba tersebut perbedaan warna, namun kemungkinan disebabkan semacam mutasi genetik.
Warna tersebut mungkin bukan untuk berkomunikasi dengan laba-laba lain, karena A. sutherlandi sebagian besar hidup di kegelapan total dan mereka adalah mahluk penyendiri yang memiliki penglihatan yang buruk. Laba-laba yang memiliki panjang dapat mencapai 5 centimeter ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di liang bawah tanah, dengan jantannya yang hanya keluar untuk mencari pasangan.
Spesies ini melapisi liang mereka dengan jaring yang bergetar apabila mangsanya berada di pintu masuk. Setelah mengetahui keberadaan mangsanya, laba-laba tersebut langsung menyeruak keluar untuk menyerang—seperti yang dialami oleh Wong.
Walaupun laba-laba bertaring merah ini bukan hal baru untuk ilmu pengetahuan, temuan ini adalah hal yang istimewa, tambah Beavis.
“Laba-laba memiliki sedikit penggambaran yang buruk. Banyak orang yang menganggap mereka menakutkan,” kata Beavis. Beavis juga mengaku bahwa pada masa dirinya baru memulai penelitiannya untuk gelar Ph.D., dia juga menjerit setiap hewan tersebut bergerak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.