Bintang Kejora dan Tuhan, Cerita Planet Venus dalam Ayat-ayat Al Quran

Kompas.com - 24/06/2015, 04:20 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Waktu buka puasa hingga setelah isya pada Ramadhan tahun ini akan dihiasi oleh Planet Venus. Planet kedua terdekat dari Matahari itu "bersinar" putih terang dengan magnitudo sekitar -3, sangat mudah dilihat dengan mata telanjang.

Baca: Saksikan, Bintang Kejora Akan Menyapa Warga Indonesia Tiap Buka Puasa

Penampakan Venus pada bulan Ramadhan tidak spesial, tetapi menarik bila dilihat dari segi sejarah. Venus, meskipun tak punya makna khusus dalam Islam, mewarnai kebudayaan pada zaman Nabi Muhammad ataupun pada nabi-nabi sebelumnya.

Venus dan dakwah Nabi Ibrahim

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan bahwa Venus disinggung dalam kisah Nabi Ibrahim, yang mengajak umatnya memercayai Tuhan yang satu, tidak berwujud, dan kekal.

Kisah Dakwah Nabi Ibrahim itu tertulis dalam Al Quran surat Al An'am ayat 74-83. Ibrahim yang kerap disebut bapak monoteisme menghadapi kaum Harran yang menggandrungi astronomi dan menjadikan bintang sebagai obyek sesembahan.

"Maka ketika dia berada pada waktu malam yang gelap, dia melihat sebuah bintang (bersinar-sinar), lalu dia berkata: 'Inikah Tuhanku?' Kemudian apabila bintang itu terbenam, dia berkata pula: 'Aku tidak suka kepada yang terbenam, hilang'," demikian Surat Al An'am ayat 76.

Sementara itu, ayat 77, "Kemudian apabila dilihatnya bulan terbit (menyinarkan cahayanya), dia berkata: 'Inikah Tuhanku?' Maka setelah bulan itu terbenam, berkata dia: 'Demi sesungguhnya, jika aku tidak diberikan petunjuk oleh Tuhanku, niscaya menjadilah aku dari kaum yang sesat."

Sementara itu, ayat 78, "Kemudian apabila dia melihat matahari terbit, berkatalah dia: 'Inikah Tuhanku? Ini lebih besar.' Setelah matahari terbenam, dia berkata pula: 'Wahai kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri (bersih) dari apa yang kamu sekutukan (Allah dengannya)'."

Thomas, ketika dihubungi Kompas.com pada Selasa (23/6/2015), mengungkapkan, "Sebenarnya bintang bersinar-sinar yang dilihat Ibrahim pada malam hari tersebut bukan bintang, melainkan planet Venus."

Menurut Thomas, cerita dalam surat itu menunjukkan keistimewaan Ibrahim dalam berdakwah. "Ibrahim mampu menjelaskan Tuhan dengan baik, dia nabi yang bisa mengajarkan ketuhanan secara logis dengan menggunakan benda-benda langit."

Bintang Nabawi

Dalam bangunan masjid kuno Islam, acapkali pada bagian kubah terdapat simbol bulan sabit dan bintang. Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengungkapkan, "Bintang itu sebenarnya adalah Venus. Venus dianggap bintang karena cahayanya terang."

Peradaban Islam juga mengenal bintang segi delapan atau bintang Nabawi. Menurut Ma'rufin, bintang segi delapan yang kerap diceritakan itu sebenarnya juga planet yang punya atmosfer terpanas di Tata Surya itu.

"Sebelum Islam, ada bintang segi enam, pada zaman Daud. Saat Islam, lalu ada bintang segi delapan. Dengan segi delapan, maka sinarnya lebih terang. Paling tepat, bintang segi delapan itu adalah Venus karena cahayanya paling terang," urai Ma'rufin.

Meski secara implisit disinggung, peran dan proses masuknya Venus dalam peradaban Islam belum banyak diketahui. Islam sendiri tak banyak menyebut benda-benda langit selain Bulan dan Matahari.

Satu benda langit selain Bulan dan Matahari yang disinggung adalah bintang Sirius, bintang paling terang yang bisa dilihat dari Bumi. Sirius dalam Al Quran surat An Najm disebut dengan istilah Syiraa.

Dahulu kala, di Arab, ada klan Khuza'ah yang merupakan bagian dari orang Quraisy, yang menyembah Venus. Muhammad kemudian mengajak orang-orang itu untuk berhenti menyembah Venus dan hanya memercayai Tuhan yang satu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau