Lontaran partikel bermuatan atau yang sering disebut badai Matahari itu telah menghantam Bumi pada Selasa (23/6/2015) dini hari sekitar pukul 01.39 WIB.
Informasi pada situs Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA) pada Selasa mengungkap bahwa badai itu mencapai level G-4.
Dengan level tersebut, badai Matahari kali ini menyamai peristiwa pada Maret 2015 lalu serta menjadi salah satu yang terkuat sejak September 2005.
Partikel bermuatan yang menumbuk lapisan magnetosfer Bumi bisa memicu keindahan sekaligus masalah besar.
Tumbukan partikel bermuatan dengan lapisan pelindung Bumi menyebabkan munculnya aurora yang akan bisa dilihat dari Amerika Utara dan Australia.
Sementara itu, gangguan komunikasi satelit dan elektronika juga bisa terjadi. Tahun 1989, listrik di wilayah Quebec di Kanada pernah padam berjam-jam akibat badai Matahari.
Sementara badai Matahari kuat telah sampai ke Bumi, badai lain akan segera menyusul, diperkirakan sampai ke Bumi pada Kamis (25/6/2015) pukul 06.00 WIB.
Zona R-2 yang memicu munculnya badai Matahari yang sampai ke Bumi pada dini hari tadi kini aktif kembali.
Badai Matahari adalah fenomena biasa. Meski bisa memicu gangguan komunikasi, badai itu takkan mengakibatkan bencana, kepunahan massal, dan dampak besar buruk lainnya.