Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Batu Berusia 3,3 Juta Tahun Ditemukan

Kompas.com - 22/05/2015, 21:39 WIB

KOMPAS.com — Peralatan batu berusia 3,3 juta tahun telah ditemukan di tepi Danau Turkana di Kenya, sebut sejumlah peneliti dari Perancis dan Belanda.

Temuan tersebut mengejutkan karena peralatan itu 700.000 tahun lebih kuno dari peralatan batu yang telah ditemukan, bahkan lebih tua dari manusia spesies Homo habilis.

Artinya, kata para peneliti sebagaimana dilaporkan dalam jurnal ilmiah Nature, spesies yang sangat purba, seperti Australopithecus afarensis atau Kenyanthropus platyops, mungkin jauh lebih canggih dari yang dibayangkan.

"Ini lebih kuno dari penemuan-penemuan sebelumnya," kata Dr Nick Taylor dari National Center of Scientific Research (CNRS) di Perancis dan Universitas Leiden di Belanda.

"Sangat mencengangkan memikirkan rentang waktu 700.000 tahun di antara penemuan ini dan penemuan sebelum ini. Sangat luar biasa."

Alat-alat pertama yang ditemukan di tepi Danau Turkana itu tampak ketika para peneliti mengambil jalan yang salah di dataran Kenya pada 2011.

Sejak saat itu, mereka menjaga lokasi temuan yang belakangan dinamai Lomekwi 3 tersebut.

Pada akhir 2012, total 149 alat telah ditemukan. Sebuah kunjungan lain pada tahun 2014 telah menemukan lebih banyak lagi.

Alat memotong

Alat-alat yang ditemukan mencakup berbagai serpihan batu tajam dari bongkahan batu yang lebih besar, yang kemungkinan besar digunakan untuk memotong.

Palu dan landasan atau paron juga ditemukan, beberapa di antaranya sangat besar.

"Yang terbesar yang kita temukan beratnya 15 kg," kata Taylor.

"Tidak ada tanda-tanda bahwa alat ini dipotong untuk membuat alat-alat lain.... Jadi, mungkin ini digunakan sebagai landasan. Mungkin diletakkan di tanah, dan batu-batu lainnya di bawa ke sini, batu-batu besar untuk dipecahkan menjadi alat-alat lain, dipecahkan pada landasan besar ini."

Usia abu vulkanik dan mineral yang ditemukan di sekitar sana menunjukkan bahwa peralatan batu itu berusia 3,3 juta tahun.

Sebelum penemuan ini, contoh terkuno alat batu ialah peralatan Oldowan dari Tanzania, yang digunakan sekitar 2,6 juta tahun lalu.

Para peneliti belum tahu siapa yang membuat peralatan yang ditemukan di Kenya itu.

Hingga kini, banyak yang menganggap bahwa Homo habilis—dikenal sebagai "si manusia tukang"—adalah buyut manusia pertama yang menggunakan peralatan.

Namun, fosil homo kuno diperkirakan hidup 2,3 atau 2,4 juta tahun lalu, jadi bukan merekalah spesies pertama yang membuat peralatan.

Temuan-temuan lain, seperti tulang belulang hewan yang ditemukan di Etiopia dan memiliki bekas potongan yang berusia 3,39 juta tahun lalu, juga menyiratkan penggunaan peralatan sebelum digunakan oleh H habilis.

Lebih primitif

Peneliti sekarang percaya bahwa peralatan batu yang berusia 3,3 juta tahun itu dibuat oleh spesies kuno yang lebih primitif.

Taylor mengatakan, "Ada sejumlah kandidat saat ini."

"Ada Hominin yang bernama Kenyanthropus platyops, ditemukan sangat dekat dengan lokasi penggalian Lomekwi 3, dan Hominin itu memang hidup pada masa yang sama seperti penggunaan peralatan batu itu."

"Dilihat lebih luas lagi di kawasan Afrika Timur, ada Hominin lain, Australopithecus afarensis, yang dikenal dengan fosil Lucy. Itu merupakan kandidat lain."

Kedua spesies itu dianggap tidak terlalu cerdas. Mereka memiliki fitur seperti manusia dan kera, dengan ukuran otak yang lumayan kecil.

Namun, dengan penemuan peralatan batu ini, mereka mungkin lebih cerdas dari dugaan awal.

Dr Ignacio de la Torre, dari institut teknologi University College London, mengatakan bahwa penemuan ini "sangat mengubah persepsi".

"Ini adalah penemuan terpenting selama 50 tahun ini," katanya kepada BBC.

"Ini menunjukkan bahwa spesies seperti Australopithecus mungkin cukup cerdas sehingga membuat peralatan batu, bahwa mereka memiliki kemampuan memadai untuk melakukan hal seperti ini."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com