Di Wilayah Ini, Petir Terjadi Jutaan Kali dalam Setahun

Kompas.com - 18/05/2015, 08:51 WIB

KOMPAS.com - Kita mungkin hanya melihat petir selama musim hujan. Namun, bila tinggal di sebuah wilayah di Venezuela, di mana Sungai Catatumbo bertemu dengan Danau Maracaibo, kita akan bisa melihat petir hampir setiap hari.

Di tempat tersebut, ada fenomena alam menakjubkan yang dijuluki "badai sepanjang masa" atau Relampagno del Catatumbo. Akibat badai tersebut, petir terjadi jauh lebih sering daripada di area lain.

Menurut ilmuwan, di sana petir terjadi selama 160 malam dalam setahun hingga 10 jam dalam semalam. Per jam, ada sekitar 230 petir yang terjadi. Dengan demikian, dalam setahun ada 1,2 juta petir.

Petir atau kilatan cahaya yang terjadi begitu terang sehingga bisa dilihat dari jarak sekitar 400 kilometer. Dahulu, para pelayar di Karibia menggunakan petir itu untuk membantu navigasi.

Yang unik, petir di wilayah Venezuela itu punya warna bervariasi, mulai merah hingga oranye dan biru hingga ungu. Bervariasinya warna itu tergantung pada banyaknya debu yang terdapat di atmosfer.

Dahulu, orang menganggap bahwa petir di wilayah itu juga unik karena tidak menghasilkan guntur atau suara gemuruh. Namun, anggapan itu salah. Petir terjadi dari wilayah 50 - 100 km dari Danau Maracaibo. Guntur sulit didengar jika jarak sumber petir lebih dari 25 kilometer.

Petir Catatumbo menginspirasi karya sastra. Penyair Spanyol Lope de La Vega menulis pusi berjudul "The Dragontea" pada tahun 1597, mendeskripsikan upaya Sir Francis Drake melalui Danau Maracaibo pada tahun 1595 dan digagalkan oleh petir.

Meski dikenal sejak lama, hingga kini ilmuwan belum bisa memecahkan sebab keistimewaan petir Catatumbo. Orang Yukpa, warga adat di perbatasan Kolombia dan Venezuela, mengatakan bahwa petir Catatumbo disebabkan oleh kunang-kunang yang memasuki ruh moyang.

Sejumlah ilmuwan mengunjungi Catatumbo untuk menguraikan mekanisme di balik petir istimewa itu. Melchor Bravo Centeno mengatakan bahwa petir mungkin disebabkan oleh sirkulasi angin tertutup yang terjadi di wilayah itu.

Topografi Catatumbo unik. Ada dua dinding gunung yang membatasi tiga sisi wilayah Danau Maracaibo. Saat musim panas, udara lembab dari Karibia mengalir ke Maracaibo dari sisi yang tak dibatasi gunung.

Udara itu kemudian bertemu dengan udara yang lebih dingin dari Andes dan terdorong ke atas. Uap air yang ada lalu mulai terkondensasi, membentuk awan yang kemudian melepaskan listrik dan menghasilkan petir.

Seluruh proses itu tak lepas dari siklus air di Danau Maracaibo. Air danau mengalami evaporasi akibat panas cahaya Matahari wilayah ekuator. Uap air itu menjadi "bahan bakar" badai.

Ilmuwan Venezuela, Andrew Zavrotsky, mengunjungi Catatumbo beberapa kali. Dia menemukan tiga tempat yang menjadi pusat petir, yaitu rawa Juan Manuel de Aguas National Park, Claras Aguas Negras, dan sebuah lokasi di barat danau.

Zavrotsky juga mengungkapkan bahwa uranium yang terdapat di batuan di wilayah Catatumbo mungkin berkontribusi pada terjadinya petir. Namun, hipotesis itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

Beragam gagasan disumbangkan ilmuwan untuk menguraikan misteri petir Catatumbo. Ada yang mengatakan bahwa petir Catatumbo juga dipicu metana. Namun, sejauh ini, paduan antara topografi unik dan sirkulasi angin tertutup dianggap sebab yang paling mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau