Selama 15 hari sejak 16 April 2015, 16 tim peneliti hayati LIPI menjelajahi Tambora lewat jalur Kawinda To'i. Membawa banyak alat penelitian, pendakian untuk tujuan penelitian itu tak bisa dibilang mudah.
"Berbeda dengan jalur Doro Peti, di jalur Kawinda To'i, banyak sekali terdapat jembatan putus. Kami bahkan harus mendorong bus," kata Cahyo Rahmadi, koordinator Ekspedisi NKRI, dalam pemaparan hasil ekspedisi yang diadakan pada Selasa (12/5/2015) di Gedung LIPI, Jakarta.
Peneliti juga harus menyeberangi sungai. Ada satu momen di mana hujan deras terjadi dan mengakibatkan sungai meluap. Perjalanan pun harus tertunda, menunggu sungai surut serta cukup aman untuk diseberangi.
Total, ada tujuh biota yang diyakini merupakan jenis baru, terdiri dari 6 jenis fauna dan 1 jenis flora. Enam jenis fauna itu sendiri terdiri dari 2 jenis cicak, 2 jenis kupu-kupu malam atau ngengat, serta 2 jenis arachnida atau bangsa laba-laba.
Salah satu jenis arachnida yang ditemukan berasal dari genus Sarax. "Kalau di Jawa berwarna hitam, di Tambora yang ditemukan berwarna coklat. Pada capitnya terdapat tiga duri," ungkap Cahyo.
Jenis lain yang diyakini baru berasal dari genus Stylocellus. Ukuran Stylocellus yang hidup di Tambora relatif besar, membedakannya dengan yang berasal dari tempat lain. "Ukurannya 9 milimeter," katanya.
Satu jenis cicak yang diyakini baru memiliki pre-cloacal pore. Itu semacam lubang-lubang yang terdapat di dekat kloaka. Karakteristik itu tak dimiliki oleh Cyrtodactylus sehingga Awal yakin bahwa cicak yang memiliki ciri tersebut adalah jenis baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.