Cahyo Rahmadi, peneliti arachnida LIPI yang menjadi koordinator ekspedisi, mengungkapkan bahwa keenam makhluk yang diyakini menghuni Tambora itu merupakan kandidat spesies baru. Riset masih perlu dilakukan untuk mengonfirmasi kebaruannya.
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan bahwa keenam makhluk itu adalah "dua spesies cicak, dua spesies kupu-kupu malam dan dua spesies kalacemeti, serta opiliones."
Enam hewan tersebut hanya sedikit dari banyak keanekaragaman hayati yang terungkap lewat ekspedisi. Selain jenis yang diduga baru, ekspedisi juga mengungkap makhluk-makhluk endemik dan unik dari Tambora.
"Spesies endemik yang ditemukan yaitu satu spesies kelelawar, enam spesies burung endemik Nusa Tenggara Barat dan beberapa spesies baru diyakini merupakan spesies yang sebarannya sangat terbatas,” urai Cahyo.
Selama ekspedisi, tim melewati jalur pendakian Kawinda Toi. Cahyo mengatakan, kondisi hutan di jalur pendakian masih sangat bagus. Area seluas setengah hektar di wilayah itu menyimpan 22 jenis flora.
"Elaeocarpus batudulangi merupakan spesies endemik dari kelompok flora,” imbuh Cahyo. Pohon tersebut memiliki karakteristik sebagian besar daunnya telah menguning dan kemudian gugur yang merupakan ciri umum hutan daerah kering, sambungnya.
Adapun spesies yang banyak dijumpai sepanjang jalur pendakian Kawinda Toi, yaitu Duabanga moluccana Blume, Engelhardia spicata Lech. ex Blume, Acronychia trifoliata Zoll., dan Syzigium spp.
Di area tersebut, peneliti mencatat 46 spesies burung dimana tiga spesies merupakan burung migran, 21 spesies reptil dan empat spesies amfibi dari berbagi marga. Jumlah itu masih bisa bertambah bila dilakukan penelitian.
Dari kelompok mamalia sedikitnya ditemukan 10 spesies, terdiri tiga spesies kelelawar, tiga spesies tikus, satu spesies primata, satu spesies musang dan beberapa mamalia lain seperti babi dan rusa.
Sementara dari golongan kalajengking, kalacemeti dan laba-laba ditemukan setidaknya 10 spesies, meliputi satu jenis kalajengking, satu jenis kalacemeti, satu jenis kalacuka, tiga jenis opiliones dan lebih dari empat jenis laba-laba.
“Keanekaragaman kalajengking maupun laba-laba relatif rendah dengan kondisi hutan yang masih sangat bagus seperti di jalur pendakian Kawinda Toi,” tutur Cahyo dalam rilis LIPI, Senin (11/5/2015).
Pada wilayah Tambora dengan ketinggian 100 - 500 mdpl, tim peneliti mengungkap 230 jenis kupu-kupu dan 27 jenis tawon. Tim mengungkap ada dua jenis lebah madu yang potensial nilai ekonominya.
Temuan dalam ekspedisi ini menambah serta memperbarui data keanekaragaman hayati di Tambora. LIPI akan mengungkap lebih detail jenis-jenis yang ditemukan di Tambora pada Selasa (12/5/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.