Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Terjawab, Paus Raksasa Mampu Makan Besar berkat Saraf Karet

Kompas.com - 05/05/2015, 21:49 WIB

KOMPAS.com — Rorquals, jenis paus raksasa di Bumi yang beratnya bisa mencapai 200 ton, dikenal memiliki cara makan yang unik, disebut lunge feeding.

Alih-alih makan satu per satu mangsanya, hewan itu memilih untuk melahap mangsa bersama airnya. Begitu sampai mulut, makanan dipertahankan, sementara air dikeluarkan.

Cara makan itu membuat ilmuwan bertanya-tanya.

Bagaimana bisa paus dengan kemampuan mulut dan kerongkongan terbatas bisa melahap air dan mangsa yang volumenya lebih besar dari mulutnya sendiri?

Lewat sebuah ekspedisi penelitian di Islandia, Wayne Volg, pakar anatomi dari University of British Columbia di Kanada bersama rekannya akhirnya berhasil menjawab pertanyaan itu.

Penemuan dimulai ketika Robert Shadwick, rekan Vogl, mengamati mulut hewan raksasa yang tercakup dalam golongan paus baleen itu.

Saat mengamati, Shadwick menjumpai adanya material seperti kabel di dasar mulut. Warnanya putih. Ia kemudian mengambilnya dan mencoba meregangkannya.

"Awalnya, kami mengira itu adalah pembuluh darah," ungkap Volg seperti diberitakan BBC, Selasa (5/5/2015).

Material serupa kabel itu bisa meregang dua kali ukuran aslinya dan kembali ke ukuran awalnya setelah meregang.

Keanehan mulai dijumpai ketika Volg dan Shadwick membuka material itu. Tak ada rongga seperti pada pembuluh darah. Justru ada cairan berwarna kuning.

"Saya lalu menyadari bahwa itu adalah saraf dan merupakan saraf yang berbeda dari saraf yang biasa saya jumpai," kata Volg.

Kemampuan meregang pada saraf itu sendiri adalah hal yang aneh. Saraf biasanya kaku dan gampang rusak. Jika meregang, biasanya berarti kabar buruk.

Volg lalu menganalisis saraf raksasa itu. Ia menemukan bahwa material berupa kabel berwarna putih yang dijumpainya adalah pembungkus saraf.

Sarafnya sendiri terdapat di dalamnya. Saraf tidak melipat jika pembungkusnya meregang. Material pembungkus sendiri memiliki protein elastin yang mendukung elastisitas.

Volg juga menemukan bahwa material pembungkus saraf itu punya bahan serat kolagen yang bisa menarik meregang pada satu waktu, tetapi cukup kuat untuk menahan saraf tak terlalu tertarik.

Volg menyadari bahwa bahan-bahan yang dimiliki rorquals itu sama dengan makhluk lain, tetapi mereka menggunakannya dengan cara dan untuk kebutuhan berbeda.

Pakar saraf dari University of Aberdeen di Skotlandia, Guy Berwick, mengatakan bahwa hasil riset itu mengejutkan.

"Saya mempelajari saraf dan otot sepanjang karier saya. Satu hal yang harus dihindari secara klinis maupun pribadi adalah saraf yang meregang," katanya.

"Saraf secara umum cukup rapuh. Bagian itu dilindungi dengan baik dan tidak bisa meregang," ujarnya.

Apa yang dijumpai pada paus rorquals adalah trik yang jitu. "Di mana mereka jelas memerlukannya sebab mulutnya terus memompa," kata Berwick.

Pakar biologi evolusi mengatakan, rorquals bisa mencapai ukuran raksasa sebab cara makannya dengan lunge feeding.

Lewat temuan ini, ilmuwan memperoleh satu petunjuk bahwa basis kemampuan lunge feeding yang memicu ukuran besar rorquals adalah saraf yang elastis.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com