Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Populasi Paus Bungkuk Tidak Lagi Terancam Punah

Kompas.com - 21/04/2015, 16:47 WIB


HONOLULU, KOMPAS.com
- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengusulkan agar sebagian besar populasi paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) tidak lagi dimasukkan ke dalam daftar kelompok binatang langka.

Badan Administrasi Kelautan Nasional AS (NOAA) menyatakan paus bungkuk bisa diklasifikasikan menjadi 14 kelompok populasi yang berbeda. Dari 14 kelompok besar itu, 10 di antaranya seharusnya masih aman dan tak dalam ancaman kepunahan.

"Setelah kami mempelajari spesies ini lebih lanjut, dan menemukan bahwa kelompok-kelompok populasi tersebut mandiri antara satu dengan lainnya, mengelompokkan mereka secara terpisah, memungkinkan kami untuk berfokus pada perlindungan terhadap kelompok yang paling membutuhkannya," ujar Eileen Sobeck dari NOAA.

NOAA menyatakan bahwa upaya perlindungan dan restorasi telah mendorong peningkatan populasi paus bungkuk di banyak daerah.

Dalam proposal tersebut, dua kelompok populasi akan dikategorikan sebagai terancam punah, yaitu populasi di Amerika Tengah dan Pasifik Utara bagian Barat.

Dua kelompok populasi lainnya, yakni di Laut Arab dan lepas pantai Cape Verde dan Afrika barat laut, akan tetap masuk dalam kategori yang langka.

Jika proposal ini lolos, populasi paus bungkuk yang dikeluarkan dari daftar hewan langka akan tetap dilindungi di bawah UU Amerika Serikat mengenai Perlindungan terhadap Mamalia Laut. Masyarakat punya waktu 90 hari untuk berkomentari terhadap rekomendasi baru ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com