Teka-teki Keaslian "Kain Kafan Yesus"

Kompas.com - 19/04/2015, 18:34 WIB

KOMPAS.com — Kain kafan legendaris yang biasa disebut "Shroud of Turin" merupakan salah satu peninggalan paling religius di dunia. Alasannya ialah karena kain ini diduga merupakan kain kafan yang digunakan Yesus.

Meski demikian, kebenaran tentang kain kafan ini masih menuai pro dan kontra. Shorud of Turin masih menjadi misteri yang sulit dipecahkan.

Selama 117 tahun, negatif foto kain ini mengungkapkan citra tubuh dengan luka siksaan yang disinyalir milik Yesus. Ahli fisika dan kimia terus mengukur usia dan komposisi gambar pada kain tersebut. Sementara itu, ahli forensik, mikrobiologi, bahkan ahli botani juga menganalisis noda darah serta beragam kotoran pada kain.

Hasilnya masih terus buntu. Beberapa di antaranya justru menyimpulkan kain kafan itu adalah palsu. Namun, tak sedikit pula yang menyakini bahwa kain kafan itu adalah milik Yesus. "Begitu sulit untuk memberikan kesimpulan lengkap perihal teka-teki yang ditimbulkan dari selembar kain kafan," ujar ahli fisika Italia, Paolo Di Lazzaro, kepada National Geographic.

Tanggal 19 April 2015, Shroud of Turin akan dipamerkan kepada publik di Katedral Turin selama tujuh hari. Pameran ini merupakan pameran terlama sepanjang sejarah modern.

Penelitian ilmiah

Penyelidikan secara ilmiah pada kain kafan ini telah dilakukan sejak 1898 silam saat gambar wajah tampak setelah fotografer amatir Italia, Secondo Pia, memotret. Ketika dilihat kasatmata, tidak ada yang spesial dengan hasil jepretan tersebut. Namun, saat dilihat film negatifnya, ia menemukan adanya rupa seorang pria berjenggot dengan luka pada sekujur tubuh.

Sejak saat itu, beragam penelitian digelar. Hingga ada analisis mengungkap, "Citra pada kain kafan ini adalah nyata yang menggambarkan manusia yang dicambuk dan disalib. Ini bukanlah hasil olahan seniman." Lebih lanjut, pada kain itu juga terdapat noda darah dengan kandungan hemoglobin dan adanya serum albumin.

Namun, kesimpulan dari beragam penelitian tentang kain kafan Yesus tetap menyebutkan bahwa kebenarannya masih menjadi misteri. (Frank Viviano)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau