Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2015, 12:07 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Kekayaan alam hayati Tambora hingga saat ini masih tersembunyi. Belum banyak publikasi yang mengungkap keragaman jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba di gunung tersebut.

Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Kamis (16/4/2015) hari ini berangkat ke Tambora, melakukan ekspedisi penelitian mengungkap harta karun hayati yang tersembunyi di gunung yang pernah meletus hebat tahun 1815 itu.

"Kami akan lakukan penelitian selama 15 hari," kata Cahyo Rahmadi, pimpinan tim ekspedisi Tambora kepada Kompas.com, Rabu (15/4/2015).

Cahyo menuturkan, selama ini publikasi penelitian tentang keanekaragaman hayati Tambora baru pada golongan burung. Padahal, akibat peristiwa letusan 100 tahun lalu, ekosistem Tambora pasti punya kekhasan.

"Akibat letusan, ekosistemnya berubah total. Tentu banyak vegetasi yang sebenarnya masih pioneer, dari fauna itu relatif recent (baru mengolonisasi)," katanya.

Salah satu yang menarik dikaji adalah keragaman hewan tak bertulang belakang dengan pergerakan terbatas. Ketika letusan, golongan dengan pergerakan terbatas pasti punah di ekosistem Tambora.

"Kita bisa lihat apakah ada sekarang di sana. Kalau ada bagaimana keragamannya. Kita bisa juga melihat bagaimana mereka mengolonisasi," ungkap Cahyo.

Sayang, Cahyo mengatakan bahwa untuk membandingkan keragaman sebelum dan sesudah letusan sulit. Pasalnya, sebelum letusan, belum ada pendataan keragaman hayati di wilayah tersebut.

Tim ekspedisi ini terdiri dari 16 peneliti, mencakup pakar serangga, pakar ikan, pakar botani, pakar bangsa laba-laba, dan lainnya. Ekspedisi ini diprakarsai oleh Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.

Tim akan mencari wilayah yang masih terjaga baik agar bisa merepresentasikan keragaman hayati di Tambora. Dari sisi ketinggian, wilayah penelitian yang dipilih berada di tengah-tengah.

"Kalau sempat kami juga akan ke puncaknya," kata Cahyo yang merupakan pakar bangsa laba-laba (Arachnida) dari Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com