Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Bulan Besok Langka, Terpendek dalam 500 Tahun

Kompas.com - 03/04/2015, 16:18 WIB

KOMPAS.com - Gerhana bulan Sabtu (4/4/2015) besok tak biasa. Gerhana itu merupakan yang terpendek dalam 500 tahun terakhir dan tak "seberdarah" biasanya.

Hal itu diungkapkan oleh astronom amatir Ma'rufin Sudibyo saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/4/2015).

Dalam gerhana Bulan, totalitas gerhana biasanya berlangsung lama, bahkan lebih dari 15 menit. Totalitas gerhana bulan besok sangat pendek, kurang dari 5 menit.

"Besok totalitas gerhananya hanya 4 menit 43 detik," kata Ma'rufin yang menyebut gerhana besok akan menjadi yang terpendek sepanjang abad 21.

Panjang pendek totalitas gerhana akan dipengaruhi oleh dua hal, jarak Bumi dan Bulan dan jarak Bumi dan Matahari.

Saat gerhana besok, Bumi berada tak terlalu jauh dengan matahari, tepat antara titik terjauh (aphelion) dan titik terdekat (perihelion).

Sementara, jarak Bumi dan Bulan relatif jauh, mendekati apogee (titik terjauh). 'Jadi bulan besok adalah bulan mini," ungkap Ma'rufin.

Kombinasi dua hal tersebut menyebabkan Bulan tak "menyelam" terlalu dalam pada saat melewati area bayangan Bumi, memengaruhi durasi totalitasnya.

Ma'rufin mengungkapkan bahwa fenomena gerhana bulan dengan totalitas relatif pendek terjadi "setiap 18,3 tahun sekali."

Karena tak menyelam terlalu dalam, warna Bulan saat gerhana pun takkan merah darah seperti biasanya. Diprediksi, warna akan lebih cerah.

Gerhana besok akan dimulai pada pukul 17.16 - 20.45 WIB. Totalitas akan berlangsung pada pukul 18.58 - 19.02 WIB.

Model perhitungan dengan aplikasi astronomi seperti Stellarium dan Starry Night menunjukkan bahwa fenomena yang akan terjadi besok adalah gerhana bulan sebagian.

Sementara, perhitungan lebih kompleks oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan, fenomena besok adalah gerhana bulan total.

Perbedaan hasil perhitungan tersebut menggarisbawahi perlunya pengamatan gerhana atau yang disebut Ma'rufin sebagai "rukyat gerhana".

Ma'rufin mengungkapkan, hasil pengamatan fenomena gerhana yang terjadi besok akan dapat memperbaiki metode perhitungan fenomena astronomi.

Gerhana besok bisa disaksikan dari seluruh Indonesia. Dengan kelangkaannya, jangan sampai Anda melewatkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com