Memberikan wawasan, menumbuhkan harapan, tanpa gangguan iklan.
Berani coba? Dapatkan Gratis

Ekspedisi Ungkap Kelimpahan Bambu Langka Pring Embong di Malang

Kompas.com - 10/03/2015, 22:57 WIB

KOMPAS.com — Spesies bambu langka ditemukan di Malang oleh Tim Ekspedisi Bambusa Cornuta Munro. Selasa (10/3/2015), tim melaporkan temuannya kepada Bupati Malang, Rendra Kresna.

Tim mengklaim bahwa bambu spesies Bambusa cornuta Munro itu merupakan bambu tertua dan telah dinyatakan punah di dunia. Warga Malang kerap menyebut bambu itu sebagai Pring Embong atau Pring Apus.

Bambu itu ditemukan di Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo. "Saat ini tinggal delapan titik. Di dunia tidak ada. Bahkan Kebon Raya Bogor saja tidak punya koleksinya," ujar Besar Edy Santoso, Ketua Tim Ekspedisi, dalam presentasinya di depan Bupati, hari ini, kepada Surya.

Besar mengatakan, penelitian dan survei lapangan yang dipimpinnya berawal dari tulisan Sijfert Hendrik Koorders. Sijfert menulis, Pring Embong ada di Sumber Tangkil, Distrik Turen, pada ketinggian 400-500 meter.

Tanaman itu disebutkan dalam buku Sijfert yang berjudul Teysmannia halaman 615 yang dipublikasikan pada 1910. “Dan, ternyata ketika kami survei lagi pada Januari 2015 lalu, tanaman itu masih ada meski tinggal sedikit di Desa Sumbertangkil,” kata Besar.

Menanggapi temuan itu, Bupati Malang mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan jenis bambu itu di Taman Bambu Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Malang. "Saat ini baru ada lima spesies di taman bambu tersebut. Nanti rencananya segala jenis bambu akan ditanam," katanya.

Sementara itu, pasca-penemuan ini, Besar mengatakan bahwa pihaknya berencana melaporkan temuan ke organisasi bambu dan rotan dunia. Harapannya, dunia akan tahu bahwa jenis tersebut masih ada di Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau