"Di Asutronesia, kompleksitas sosial dan politik sangat terbatas. Ada kasus chiefdoms (hierarki sosial dan politik) tetapi tidak ada masyarakat dengan level negara. Jadi, tak mengejutkan bahwa Big Moralizing God tidak berperan," katanya.
Menurut Norenzayan, MHG lebih berperan pada masyarakat besar, seperti di daratan Eurasia. Ia setuju bahwa Tuhan Yang Mahakuasa tidak selalu berperan di kemajuan semua masyarakat.
Dalam makalahnya, Watts menyebutkan bahwa BSP berperan dalam mendorong masyarakat skala kecil untuk menjadi lebih kompleks dan efektif bekerja sama. Namun, BSP gagal dalam mengatur masyarakat yang lebih kompleks.
Pakar biologi evolusi dari University of Reading di Inggris mengungkapkan, fungsi MHG dalam masyarakat yang kompleks adalah sebagai alat untuk penguasa agama untuk melanggengkan kekuasaannya.
"Begitu Anda menjadi masyarakat yang besar dan menghasilkan banyak barang dan jasa, kesejahteraan itu bisa digunakan oleh seseorang untuk meraih kekuasaan. Cara tercepat untuk meraihnya adalah dengan menghubungkan diri dengan kekuatan super, menyusun apa yang bisa dilakukan dan yang tidak, dan itu menjadi 'moral' saat diaplikasikan pada perilaku sosial kita," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.