Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Susi Pudjiastuti Melarang Pemakaian Pukat Dinilai Tepat

Kompas.com - 02/02/2015, 20:33 WIB

Penyu bisa menjadi bycatch sebab lokasi penangkapan udang beririsan dengan jalur migrasi penyu pada waktu tertentu.

Penggunaan pukat oleh segelintir kalangan yang menjadi salah satu pemicu overfishing terbukti merugikan nelayan kecil.

Studi WWF Indonesia, nelayan dari Rembang harus melaut hingga wilayah Laut China Selatan untuk mendapatkan ikan. Artinya, biaya melaut sangat besar.

WWF Indonesia memberikan rekomendasi kepada KKP untuk menindakjlanjuti pelarangan tersebut.

Habibi mengungkapkan, larangan harus diikuti dengan pengawasan ketata dan penegakan hukum yang disiplin.

Kedua, KKP perlu mengupayakan alat tangkap alternatif. "Syaratnya, alat tangkapnya harus ramah lingkungan," kata Habibi.

KKP juga perlu mendorong peningkatan nilai jual hasil perikanan. Di samping itu, KKP juga perlu memfasilitasi perikanan Indonesia mendapatkan sertifikat perikanan berkelanjutan.

Terakhir, larangan juga harus diikuti dengan upaya membebaskan nelayan dari praktik-praktik ijon yang merugikan.

Susi Pudjiastuti hari ini mengumumkan bahwa pihaknya akan memberikan tolerasni 6-9 bulan sebelum larangan penangkapan dengan pukat resmi diberlakukan.

Ia menegaskan bahwa tujuan pelarangan adalah untuk kelestarian dan kemajuan sektor perikanan. "Saya tidak bertujuan mematikan mata pencaharian orang," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com