Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2015, 21:55 WIB

KOMPAS.com - Danau Towuti di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menyimpan "buku sejarah" iklim terlengkap di Indonesia. "Buku sejarah" itu berupa lapisan-lapisan sedimen yang berada di dasarnya.

"Buku sejarah iklim di Danau Towuti sejauh ini adalah yang paling tebal di Indonesia dan paling rapi," kata Satria Bijaksana, pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Riset mengungkap bahwa sedimen di dasar salah satu danau tertua itu mencapai ketebalan 300 meter. Diprediksi, sedimen tersebut menyimpan sejarah iklim hingga masa 700.000 tahun lalu.

Tahun ini, tim geolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Brown University akan melanjutkan kembali membuka buku sejarah yang tertutup tersebut dan mengungkap iklim purba nusantara.

Tim sebelumnya telah mengebor sedimen Danau Towuti pada periode 2007 - 2013. Pengeboran yang dilakukan hingga kedalaman 12 meter, kata Satria, berhasil menemukan sejumlah fakta menarik.

"Antara 16.000 - 33.000 ribu tahun lalu, danau itu ternyata dikelilingi oleh grassland, tetapi jauh sebelum itu dan juga pada saat ini, danau ternyata dikelilingi oleh hutan hujan," ungkapnya. Fakta itu menunjukkan adanya perubahan iklim pada masa lalu.

Geolog juga menemukan lapisan abu vulkanik. Itu memberi petunjuk adanya letusan gunung masa lalu. "Dengan lapisan yang cukup tebal, ada dua kemungkinan, yang terjadi mungkin mega eruption atau gunungnya ada di dekat danau," tuturnya.

Dengan pengeboran hingga kedalaman sedimen 12 meter, tim memerkirakan telah berhasil mengungkap yang terjadi sepanjang 60.000 tahun. "Kalau kita bisa lebih dalam lagi, akan lebih banyak yang terungkap," ucap Satria.

Pengeboran tahun ini akan dimulai minggu ketiga April. Selain mempelajari iklim, target penelitian kali ini adalah mengungkap umur danau. Towuti diduga berusia jauh lebih tua dari Toba di Sumatera.

Satria mengatakan, penelitian juga akan berguna dari sisi kebencanaan. Dari pengeboran, bisa diketahui sejarah bencana geologi di masa lalu. Riset disponsori oleh sejumlah lembaga seperti National Science Foundation. Perusahaan tambang nikel PT Vale mendukung logistik riset.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com