Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bersiap "Menjual" Gerhana Matahari Total 2016

Kompas.com - 16/12/2014, 18:17 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Gerhana Matahari total bakal terjadi pada 9 Maret 2016. Walaupun masih 1,5 tahun lagi, Indonesia kini sudah bersiap-siap untuk "menjual" gerhana, menyulap fenomena tersebut menjadi uang dengan menggaet wisatawan ke Tanah Air.

Bagi Indonesia, gerhana Matahari total 2016 istimewa. Sejumlah wilayah di dalam negeri, seperti Bengkulu, Palangkaraya, Palu, dan Ternate, menjadi titik terbaik di dunia untuk mengamati gerhana tersebut.

"Bayangan akan bergerak dari barat ke timur, dari Samudra Hindia lalu masuk ke wilayah Sumatera, Bangka Belitung, Kalimantan, dan Sulawesi, lalu ke Pasifik," ungkap Mahasena Putra, dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Mahasena menjelaskan, gerhana Matahari terjadi saat sang bintang Tata Surya, Bulan, dan Bumi terletak pada satu garis lurus. Bulan akan berada persis di muka Matahari membuat bintang berjarak 150 juta kilometer dari Bumi itu.

Akibat posisi tersebut, akan tercipta wilayah di Bumi yang benar-benar tak bisa melihat Matahari selama beberapa menit. Wilayah itu dikatakan masuk dalam bayangan inti (umbra). Di sana akan terjadi gerhana Matahari total.

Sementara itu, akan ada wilayah lain pula yang masih akan bisa melihat Matahari tetapi dalam bentuk yang tidak sempurna, cuil. Wilayah itu dinyatakan penumbra. Di sana bakal terjadi gerhana Matahari sebagian.

Mahasena mengungkapkan, secara teoretis, akan ada 13 fenomena gerhana yang terjadi tiap tahun. Namun, karena orbit Bumi, tidak semua gerhana itu bisa dilihat. Hanya dua yang berpotensi untuk diamati.

Untuk mengamati dua gerhana itu, tantangannya juga besar. Misalnya terkait lokasi. Wilayah di mana puncak gerhana terjadi berada di tengah lautan sehingga pengamatannya sulit dilakukan.

Kesulitan lain, gerhana kadang terjadi saat fajar atau senja. Ketinggian Matahari yang masih rendah membuat fenomena totalitas gerhana sulit dilihat. Terakhir, tantangannya adalah cuaca yang tak menentu.

Indonesia menjadi tempat istimewa untuk mengamati gerhana tahun 2016 karena, berdasarkan analisis Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), kota-kota Indonesia bisa melihat gerhana Matahari total ketika sang surya sudah berada pada ketinggian cukup.

Wilayah yang paling banyak dilirik untuk pengamatan gerhana 2016 adalah Palu. Data statistik sejak tahun 2007 menunjukkan, tutupan awan di wilayah palu lebih kecil dari Sumatera dan Kalimantan. "Mungkin karena itu Palu banyak diminati," kata Mahasena.

Di samping itu, Palu juga menjadi salah satu wilayah dengan durasi totalitas terlama di dunia, sepanjang 2 menit 50 detik. Wilayah lain adalah laut sebelah timur Palu yang bisa mengalami "menit tanpa Matahari" sepanjang 2 menit 53 detik.

NASA Waktu penampakan gerhana Matahari total di Palu, 9 Maret 2016. Garis biru adalah batas wilayah yang bisa menikmati totalitas gerhana.
Potensi Meraup Uang

Gerhana yang selalu menjadi magnet bagi publik maupun astronom berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana meraup devisa dari pariwisata. Di Indonesia, fenomena ini takkan terulang dalam 40 tahun ke depan.

Dalam Seminar Nasional "Discover Indonesia's Solar Eclipse 2016", Selasa (16/12/2014), Pacific Asia Travel Association (PATA), pemerintah daerah Palu, perwakilan hotel, serta perwakilan PT Pelni membahas sejumlah kemungkinan menguangkan fenomena gerhana itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com