Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bersiap "Menjual" Gerhana Matahari Total 2016

Kompas.com - 16/12/2014, 18:17 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Poernomo Siswoprasetijo, CEO PATA Indonesia Chapter, mengungkapkan kemungkinan untuk mengembangkan aktivitas wisata terkait gerhana. "Seperti, pemecahan rekor saat gerhana, jazz route to gerhana, kerja sama dengan travel agent," katanya.

PATA dan sejumlah pemangku kepentingan akan menggodo lagi paket dan aktivitas yang bisa dikembangkan. Menurut Poernomo, fenomena gerhana 2016 adalah ajang untuk memperkenalkan destinasi wisata di daerah.

Andi Mulhanan, Wakil Wali Kota Palu, menganggap gerhana Matahari 2016 sebagai ajang untuk memperkenalkan destinasi wisata daerah. "Seperti Palu ini daerah yang unik sebenarnya, tetapi belum banyak travel agent yang menjual," ungkapnya.

Menurut Andi, sejumlah paket wisata sebelum dan sesudah gerhana bisa dikembangkan oleh para agen perjalanan. "Banyak sekali obyek wisata yang bisa dikaitkan dengan gerhana," ujarnya.

Ia mencontohnya, paket wisata ke situs megalitikum di Lore Lindu dan menyelam di Teluk Tomini bisa digarap. "Di Teluk Tomini, ada karang-karang berbentuk terompet. Kalau di Raja Ampoat kita hanya bisa melihat, di sini kita bisa masuk," jelasnya.

Bambang Nugraha, Sekretaris Dinas Pariwisata Palu, mengungkapkan, Palu saat ini akan siap-siap untuk menyambut gerhana 2016. Pihaknya akan bekerja sama dengan hotel untuk meningkatkan pelayanan.

"Sudah ada lima hotel besar yang siap menampung. Kita juga akan ajak hotel kelas melati untuk meningkatkan layanannya. Minimal kamar nyaman, aman, dan ada koneksi internet," ungkapnya.

Saat ini, pada tanggal terjadinya gerhana, sejumlah hotel telah dipesan. Wisatawan dari Jepang telah memesan 55 kamar, Amerika Serikat 260 kamar, dan Inggris 75 - 100 kamar.

Untuk tempat pengamatan gerhana, terdapat wilayah Bumbasa dan sepanjang teluk Kota Palu yang bisa dimanfaatkan. Bambang akan menyiapkan tempat itu agar bisa menampung wisatawan dalam jumlah lebih besar.

Mahasena mengungkapkan, potensi wisata gerhana benar-benar perlu ditangkap. Saat ini, sudah ada beberapa agen perjalanan yang menggarap paket wisata gerhana Matahari total 2016. "Tapi belum ada yang berasal dari Indonesia," katanya.

Salah satu tur digelar dengan Holland America Line's Volendam bersama tim dari majalah Sky & Telecope. Tur dengan durasi waktu dari 1- 17 Maret 2016 itu dibanderol dengan harga antara 1.999 - 9.499 dollar AS.


Pemerintah perlu menyiapkan diri. Saat gerhana terjadi tahun 1983 lalu, pemerintah tidak siap menyambut. Malah, muncul larangan untuk tidak melihat gerhana karena mengakibatkan kebutaan. "Jangan sampai terjadi lagi," imbuh Mahasena.

Buddi Santoso, Branch Manager PT Pelni, menjelaskan bahwa bisnis wisata dengan kapal sangat menjanjikan. Selama ini, Indonesia hanya memetik sedikit keuntungan karena wisata ke daerah dengan kapal banyak dilakukan oleh agen dari luar negeri.

"Untuk satu orang dengan kapal pesiar biayanya bisa 14.000 dollar AS. Sementara kita hanya mendapatkan 1.500 dollar AS total. Bayangkan, sedikit sekali," ungkap.

Menyambut gerhana 2016, Buddi akan mengusulkan agar disiapkan kapal-kapal Pelni yang melewati wilayah terjadinya gerhana Matahari total. Dengan demikian, pelayaran juga bisa menggaet wisatawan domestik.  

Wisata layar sekaligus melihat gerhana di Palu dari Jakarta bisa dilakukan dengan biaya yang terjangkau. "Selama ini biayanya Rp 900.000 - 1.000.000 selama 4 hari untuk kelas ekonomi," jelasnya.

Kementerian Pariwisata perlu lebih aktif mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata gerhana tahun 2016. Inilah salah satu kesempatan emas menggaet wisatawan luar negeri ke daerah-daerah eksotis di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com