Simpanse Ternyata Hewan yang Suka Perang

Kompas.com - 19/09/2014, 20:59 WIB
Risky Wulandari

Penulis


KOMPAS.com — Simpanse ternyata secara natural memang suka berkonflik dan membunuh. Hal itu terungkap dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Rabu (17/9/2014).

Hasil penelitian ini mengonfirmasi pandangan bahwa konflik simpanse murni karena kompetisi. Riset ini juga sekaligus membantah anggapan bahwa konflik simpanse disebabkan oleh intervensi manusia.

Lebih dari 30 ilmuwan berkolaborasi mempelajari perilaku simpanse. Mereka mengumpulkan data dari 426 observasi selama bertahun-tahun pada 18 komunitas simpanse yang berbeda.

Data mengungkap, 152 kasus simpanse membunuh simpanse. Dari sejumlah itu, 58 kasus dilaporkan secara langsung oleh ilmuwan. Sementara itu, sejumlah kasus lainnya didapatkan dari penyelidikan terhadap kematian simpanse.

Hasil analisis data menunjukkan, kondisi dalam komunitas memengaruhi tingginya kasus pembunuhan dalam komunitas simpanse.

Studi menemukan, pembunuhan banyak terjadi di perbatasan teritori grup simpanse tertentu. Wilayah perbatasan dijaga oleh simpanse jantan. Konflik yang berakhir pembunuhan biasa terjadi ketika satu simpanse memasuki teritori grup simpanse lain.

Penelitian kali ini adalah yang pertama kali mengungkap betapa mematikan interaksi antar-simpanse di zona perbatasan.

Intervensi manusia ternyata hanya memberi pengaruh kecil. Faktor yang lebih memengaruhi konflik adalah jumlah pejantan dalam satu komunitas simpanse serta kepadatan populasi dalam satu area tertentu.

Michael L Wilson, penulis utama dalam publikasi, menyatakan bahwa perkelahian dan pembunuhan dalam dunia simpanse adalah karena kompetisi semata.

Dalam abstrak publikasi di jurnal Nature, Wilson menguraikan, konflik dan pembunuhan akan menguntungkan grup simpanse tertentu. Mereka bakal memiliki akses lebih besar pada makanan, wilayah lawan, serta pasangan.

Susanne Shultz, pakar biologi evolusi dari University of Manchester, yang tak terlibat studi, mendukung hasil riset ini.

"Ini (konflik) adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah. Ini bukan sesuatu yang terjadi akibat gangguan atau intervensi manusia," ungkap Shultz seperti dikutip BBC, Kamis (18/9/2014).

Joan Silk dari Arizona State University, yang juga tak terlibat studi, mengatakan, hasil riset ini bisa mengakhiri debat tentang mengapa simpanse selalu berkonflik.

Tentang pandangan bahwa simpanse berkonflik karena manusia, Shultz mengatakan bahwa itu mungkin disebabkan oleh persepsi manusia. Manusia sering menganggap bahwa makhluk lain suka kedamaian, bukan permusuhan.

Kontras dengan simpanse, bonobo ternyata suka perdamaian. Hanya satu kasus konflik yang ditemukan dalam 92 observasi selama bertahun-tahun.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau