Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) paling mengkhawatirkan kerusakan pada komponen elektronik wahana. Setiap kali debu meteor berbenturan dengan wahana, akan terpercik aliran listrik.
Untuk hal itu, NASA telah punya beberapa alternatif, di antaranya mematikan wahana untuk sementara. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan apakah akan melakukannya.
Risiko paling besar adalah bila wahana terhantam debu komet berukuran besar. "Kalau kehantam debu komet seukuran kerikil, nah itu sudah 'wassalam'," ungkap Ma'rufin ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2014).
Komet Siding Spring adalah komet yang ditemukan pada 3 Januari 2013 oleh Robert H McNaught. Nama Siding Spring diambil dari nama observatorium yang dipakai untuk pengamatan, Siding Spring Observatory di Australia. Nama resmi komet tersebut adalah C/2013 A1.
Hujan atau badai meteor hingga saat ini diketahui hanya bisa terjadi di Bumi dan Mars. Planet merah mungkin membakar debu komet karena masih dianggap cukup tebal, sekitar 100 kilometer.
Hujan meteor tidak terjadi di Merkurius karena atmosfernya sangat tipis. Sementara itu, belum diketahui apakah hujan meteor bisa terjadi di Venus sebab atmosfer planet tersebut tidak transparan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.