Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nantikan, Badai Meteor Terdahsyat di Tata Surya Bakal Terjadi Bulan Oktober

Kompas.com - 12/08/2014, 12:01 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Badai meteor akan terjadi di planet Mars pada Oktober 2014 nanti. Puluhan hingga ratusan ribu meteor berpotensi menghujani planet tersebut per jamnya.

Fenomena badai meteor tersebut terkait dengan komet Siding Spring yang akan lewat sangat dekat dengan Mars. Debu-debu yang disemburkan komet tersebut dapat masuk atmosfer planet merah yang tipis dan terbakar sehingga menimbulkan hujan meteor.

"Evaluasi NASA terakhir, dia (komet Siding Spring) akan lewat sejarak 132.500 km dari pusat Mars," kata astronom amatir, Ma'rufin Sudibyo.

Siding Spring akan mencapai jarak terdekat dengan Mars pada 19 Oktober 2014. Jarak antara Mars dan Siding Spring saat itu sepuluh kali lebih dekat dengan jarak terdekat yang pernah dicapai komet apa pun saat melintas dekat Bumi.

Badai meteor yang akan terjadi di Mars nanti bakal sangat intensif, berpotensi menjadi yang terdahsyat di tata surya tahun ini.

"Estimasi terburuk, jumlah meteor yang memasuki atmosfer Mars bisa sampai 100 meteor/sentimeter persegi saat puncaknya. Kalau diterjemahkan lebih lanjut, itu bisa jadi puluhan atau bahkan ratusan ribu meteor/jam," ujar Ma'rufin.

Fenomena tersebut akan menjadi fenomena menarik yang bisa dilihat manusia lewat pantauan wahana antariksa Curiosity yang saat ini sedang menjalankan misi di Mars. Manusia tidak bisa mengamatinya secara langsung.

Meski berpeluang menghadirkan fenomena langit menarik, lewatnya Siding Spring juga bisa memicu bencana bagi misi antariksa. Wahana-wahana antariksa yang kini mengorbit Mars terancam mengalami kerusakan karena semburan debu komet.

Ma'rufin mengatakan, situasinya dapat seperti ketika manusia mengendarai sebuah mobil dan tiba-tiba disemprot pasir dan debu dari depan.

"Analogi yang lebih tepat sebenarnya kasus terkikisnya kulit Boeing 747 British Airways Flight 007 saat mereka tanpa sengaja masuk ke dalam debu letusan Galunggung," kata Ma'rufin.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) paling mengkhawatirkan kerusakan pada komponen elektronik wahana. Setiap kali debu meteor berbenturan dengan wahana, akan terpercik aliran listrik.

Untuk hal itu, NASA telah punya beberapa alternatif, di antaranya mematikan wahana untuk sementara. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan apakah akan melakukannya.

Risiko paling besar adalah bila wahana terhantam debu komet berukuran besar. "Kalau kehantam debu komet seukuran kerikil, nah itu sudah 'wassalam'," ungkap Ma'rufin ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2014).

Komet Siding Spring adalah komet yang ditemukan pada 3 Januari 2013 oleh Robert H McNaught. Nama Siding Spring diambil dari nama observatorium yang dipakai untuk pengamatan, Siding Spring Observatory di Australia. Nama resmi komet tersebut adalah C/2013 A1.

Hujan atau badai meteor hingga saat ini diketahui hanya bisa terjadi di Bumi dan Mars. Planet merah mungkin membakar debu komet karena masih dianggap cukup tebal, sekitar 100 kilometer.

Hujan meteor tidak terjadi di Merkurius karena atmosfernya sangat tipis. Sementara itu, belum diketahui apakah hujan meteor bisa terjadi di Venus sebab atmosfer planet tersebut tidak transparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com