Mari Mengenal Virus Ebola Lebih Dekat...

Kompas.com - 07/08/2014, 07:13 WIB
Hindra Liauw

Penulis

KOMPAS.com — Virus ebola kembali menjadi fokus utama dunia setelah 932 orang di Sierra Leone, Guinea, Liberia, dan Nigeria meninggal sejak Maret.

Mari mengenal lebih jauh mengenai virus tersebut.

Berapa banyak orang yang terkena virus ebola?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1.600 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone telah terinfeksi virus ebola. Ini merupakan wabah terbesar sepanjang sejarah. Lebih dari setengahnya telah meninggal. Dua pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat terinfeksi ebola ketika bekerja di Afrika Barat. Saat ini, keduanya telah mendapatkan penanganan di Atlanta, AS.

Infografis Ebola (I)
Di mana wabah tersebut?

The New York Times Infografis Ebola (II)
Bagaimana wabah ebola kali ini dibandingkan dengan yang sebelumnya?

Wabah kali ini adalah yang paling mematikan sejak virus itu pertama kali ditemukan pada 1976.

The New York Times Infografis Ebola (III)
Seberapa menularkah virus itu?

Anda tidak serta-merta tertular ebola ketika berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi. Ebola tidak seperti virus influenza ataupun Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Seseorang terinfeksi virus ebola melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita. Hal ini terjadi ketika cairan tubuh seperti muntah atau darah penderita mengenai mata, hidung, atau mulut orang lain.

Pada kasus kali ini, orang-orang yang terinfeksi adalah mereka yang merawat saudaranya yang terinfeksi, atau menyiapkan jenazah yang akan dikebumikan.

Orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan berisiko tinggi tertular, utamanya mereka yang tidak terlatih atau tidak dilengkapi perlengkapan yang wajar.

Virus ebola dapat bertahan hidup di permukaan benda. Maka dari itu, benda apa pun yang terkontaminasi dengan cairan tubuh penderita, seperti sarung tangan karet ataupun jarum suntik, dapat menjadi media penularan virus tersebut.

Mengapa wabah ebola sulit ditangani?

Di beberapa daerah di Afrika Selatan, ada kepercayaan bahwa ketika seseorang menyebut kata "ebola" dengan keras, maka seketika itu juga virus tersebut muncul. Kepercayaan ini menyebabkan para dokter, seperti Doctors Without Borders, sulit memeranginya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau