Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Asupan Tepat di Bulan Puasa bagi Penderita Sakit Maag

Kompas.com - 30/06/2014, 10:18 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis


Sebentar lagi para umat muslim dunia akan melaksanakan ibadah puasa termasuk umat muslim di Indonesia. Minggu pertama puasa Ramadhan merupakan masa-masa berat bagi sebagian orang untuk melaksanakan puasa.

Diare merupakan penyebab terbesar kenapa mereka batal puasa. Diare pada saat berpuasa umumnya timbul pada pagi hari. Penyebab utama diare adalah konsumsi makanan yang tidak tepat baik saat sahur maupun berbuka. Makanan terlalu pedas dan asam menjadi pencetus kenapa mereka mengalami diare. Belum lagi makanan yang dicurigai sudah tercemar dan tetap dikonsumsi menjadi penyebab kenapa pasien yang batal tersebut mengalami diare.

Informasi ini menjadi penting agar masyarakat muslim yang menjalami puasa harus pandai-pandai memilih makanan. Selain diare, nyeri ulu hati juga hal yang dikeluhkan disampaikan oleh pasien yang sedang berpuasa pada awal-awal berpuasa. Nyeri ulu hati memang tidak sampai membatalkan puasa tapi untuk sebagian pasien nyeri ulu hati sangat mengganggu.
 
Ajaran agama menganjurkan kita berpuasa agar kita sehat tetapi tetap kita harus memperhatikan makanan dan minuman selama buka dan sahur agar kita terhindar dari gangguan pencernaan dan tetap bisa melaksanakan puasa tanpa batal.

Beberapa hal yang diperhatikan pada saat berpuasa, terutama setelah 6-8 jam perut kosong bisa terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menimbulkan gejala sakit maag. Keadaan ini biasanya berlangsung hanya pada minggu pertama puasa dan gejala ini Insya Allah tidak dirasakan lagi pada minggu-minggu berikutnya.

Pada orang yang sehat, keadaan ini dapat diatasi dengan pilihan makan yang tepat saat berbuka dan sahur, serta kegiatan yang tidak menyebabkan terjadinya peningkatan udara di dalam lambung, serta peningkatan asam lambung.

Adapun pada orang yang memang terdapat gangguan lambung sebelumnya, puasa akan memperberat kondisi sakit lambungnya jika tidak diobati dengan tepat terutama pada minggu pertama. Namun, jika sakit lambungnya diobati mereka yang mempunyai sakit lambung tadi dapat melakukan ibadah puasa seperti orang normal umumnya. Tetapi secara umum selanjutnya dengan keteraturan makan, mengurangi camilan yang tidak sehat dan pengendalian diri orang dengan sakit maag, sakit maag akan sembuh selama berpuasa.
 
Selama berpuasa, asupan makanan dan minuman harus menjadi perhatian terutama pada penderita sakit maag. Kita sebaiknya menghindarkan diri dari makanan yang menyebabkan atau memperberat gejala sakit maag,antara lain : hindari makanan minuman yang banyak mengandung gas, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda). Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain: kopi, minuman beralkohol 5%-20%, anggur putih, sari buah sitrus atau susu full cream.

Hindari makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung. Makanan tersebut antara lain makanan berlemak, kue tar, cokelat, dan keju.

Hindari juga makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan, antara lain coklat, makanan tinggi lemak,dan gorengan.

Selain makanan minuman di atas, ada beberapa sumber karbohidrat yang harus dihindarkan bagi penderita sakit maag, antara lain beras ketan, mi, bihun, bulgur, jagung,ubi singkong, talas, dan dodol. Kegiatan yang meningkatkan gas di dalam lambung juga harus dihindari tentu setelah berbuka atau saat sahur, antara lain makan permen khususnya permen karet dan merokok.
 
Saat berbuka cukup dengan minuman yang manis dan 3 buah kurma setelah itu shalat Magrib dan setelah shalat bisa mengkonsumsi makanan besar dengan tetap memberhatikan jumlah makanan dan macam makanan yang dikonsumsi.

Kita mesti ingat bahwa dengan puasa membuat asupan makanan kita dikurangi. Oleh karena itu jumlah makan malam tetap seperti biasa dan bukan menggeser jumlah makan siang dikonsumi saat malam saat kita berbuka puasa. Begitu pula saat sahur hindari makanan yang sulit dicerna dan yang terpenting juga kualitas makanan yang dikonsumsi saat sahur, Kadang kala karena terburu-buru kita hanya menghangatkan makanan saat sahur tanpa memperhatikan kualitas makanan tersebut.

Puasa Ramadhan akan berlangsung selama 1 bulan, harapan orang yang berpuasa dapat menyelesaikan puasa dengan sebaik-baiknya dalam keadaan sehat tanpa batal puasa.
 
Marhaban Ya Ramadhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com