Spesies baru ini dinamakan katak menari karena sering menendangkan kaki selama musim berkembang biak untuk menarik perhatian binatang amfibi betina ini.
Para peneliti India mengatakan sekitar 80% katak ini ditemukan di luar kawasan yang tidak dilindungi dan karena itu jumlahnya berkurang dalam 12 tahun terakhir antara lain karena habitatnya rusak.
Dengan temuan ini, jumlah spesies katak menari yang ditemukan sejauh ini menjadi 24.
Penelitian itu diterbitkan di Ceylon Journal of Science.
Sulit ditemukan
"Seperti layaknya film Hollywood, ada rasa gembira dan juga sedih. Di satu sisi, kami menemukan katak indah ini. Namun 80% ditemukan di luar kawasan yang dilindungi dan di sejumlah tempat, seolah alam sendiri menangis," kata ilmuwan yang memimpin penelitian Sathyabhama Das Biju dari Universitas Delhi.
Katak berukuran kecil ini dapat dengan mudah terseret arus sungai di pegunungan.
Sementara musim berkembang biak hanya terjadi satu kali di saat air sungai surut, kata Biju.
"Dibandingkan katak lain, spesies ini sangat sensitif terhadap habitat sehingga perubahan apapun akan bertambah buruk."
"Pada tahun 2006, terdapat sekitar 400 sampai 500 ekor saat musim berkembang biak. Namun setiap tahun semakin berkurang dan bahkan sangat sulit untuk menangkap 100 ekor sekalipun," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.