Mereka adalah Rivandi Pranandita Putra, Agustinus Wahyu Krisnanta, dan Latiful Muttaqin, mahasiswa Fakultas Pertanian, UGM. Keempatnya berinovasi mengolah limbah ampas tebu menjadi biobriket limbah ampas tebu dengan enceng gondok (BIOLATEK).
“Dalam satu kilogram limbah ampas tebu mengandung setidaknya 2,5 persen gula dengan nilai kalor sebesar 1.825 kkal. Nilai kalor ini masih bisa ditingkatkan jika dicampur dengan sumber biomassa lainnya seperti enceng gondok,” kata Revandi, Rabu (30/4/2014).
Lebih lanjut, Revandi mengatakan, sumber energi alternatif ini memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di masa depan. Hal itu mengingat, kemungkinan semakin luasnya perkebunan tebu di Indonesia, seiiring dengan gerakan swasembada gula nasional.
“Jika dikembangkan biobriket ini akan dapat mencukupi kebutuhan energi tidak hanya rumah tangga dan industri, tapi juga sebagai sumber energi pembangkit listrik,” lanjut Revandi.
Dengan kreasinya itu, mereka berhasil menjuarai lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional MIPA Road to Scientific Paper and Seminar (MARSS) 2014. Kegiatan itu sudah digelar 27 April kemarin di Universitas Negeri Yogyakarta. Tim UGM menyabet juara II dengan menyisihkan 80 tim lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.