Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

P-8 Poseidon, Pesawat Anti-kapal Selam Tercanggih Pemburu Malaysia Airlines

Kompas.com - 23/03/2014, 21:56 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Selain pesawat AP-3C Orion milik Angkatan Udara Australia (RAAF), pesawat milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) P-8 Poseidon juga ikut serta dalam pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014).

Diberitakan CNN, Minggu (23/3/2014), satu P-8 Poseidon terbang rendah melakukan penyelidikan ke area Samudra Hindia, di mana obyek berukuran 22,5 meter x 13,5 yang diduga merupakan puing MH370 seperti dicitrakan satelit China berada.

P-8 Poseidon merupakan pesawat anti-kapal selam paling baru dan canggih saat ini. Di US Navy, pesawat ini menggantikan pesawat P-3 Orion yang sudah digunakan sejak 1950-an. Seperti apa profil dan kecanggihan pesawat ini?

navaair.navy.mil Interior kokpit pesawat P-8 Posedion milik US Navy.

Dikutip dari situs Boeing dan Flightglobal, P-8 Poseidon adalah pesawat yang awalnya diproduksi khusus untuk US Navy oleh Boeing Defense, Space, and Security. Pesawat ini merupakan modifikasi dari pesawat untuk penerbangan sipil, Boeing 737-800ER.

Pesawat militer itu dikembangkan untuk beberapa tujuan utama, melakukan pemantauan dan penyerangan kapal selam maupun armada laut asing di permukaan, serta melakukan pemantauan, pengawasan, dan pengintaian untuk beragam tujuan.

Salah satu tujuan penggantian P-3 Orion dengan Boeing P-8 Poseidon sendiri adalah untuk mengurangi biaya misi serta perawatan. P-8 Poseidon dikatakan mampu membawa muatan lebih banyak, terbang di ketinggian lebih tinggi, serta menjangkau area lebih luas.

militaryparitet.com Bagian-bagian pesawat P-8 Poseidon

Beberapa perangkat canggih yang dimiliki pesawat sepanjang 39,47 meter ini adalah High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability (HAAWC) serta AGM-88 Harpoon Anti-Ship Missile.

P-8 Poseidon juga memiliki sensor hidrokarbon yang digunakan untuk mendeteksi uap bahan bakar kapal selam. Bisa membawa 9 awak di kabinnya, P-8 Poseidon mampu menjalankan misi selama 6 jam untuk rentang wilayah 1.100 km dan 4 jam untuk rentang wilayah 2.000 km.

Meski lebih maju, P-8 Poseidon tetap membawa perangkat mumpuni yang sudah dimiliki P-3 Orion yang diproduksi Lockheed Martin, yaitu Magnetic Anomali Radar (MAD), perangkat yang berfungsi mendeteksi benda logam besar di kedalaman lautan, misalnya kapal selam.

P-3 Poseidon terbang perdana dalam sebuah tes pada 25 April 2009. Penerbangan untuk tujuan tes kemampuan selanjutnya dilakukan pada Agustus 2010. Produksi massal dalam jumlah terbatas sendiri dimulai sejak 4 Maret 2012. Hingga Juli 2013, sudah ada 15 unit pesawat yang dibuat.

Sampai saat ini, sudah ada beberapa tipe pesawat. P-8 Poseidon yang dikembangkan untuk US Navy dinamai P-8A. Militer India memesan pesawat P-8I Neptune. RAAF juga memesan 8 pesawat tipe P-8A. Sementara Angkatan Udara AS memesan P-8 AGS untuk melakukan pemantauan daratan.

key.aero Petugas melakukan instalasi radar AN/APY-10 produksi Raytheon Co pada hidung pesawat P-8 Poseidon

Dalam pencarian MH370, seperti dikutip IBTimes, Selasa (18/3/2014), perangkat yang sangat berguna adalah AN/APY-10 Radar yang dibuat Raytheon Co. Radar yang ada di hidung pesawat ini mampu mendeteksi debris logam bahkan di tengah gelombang tinggi.

Pada Januari 2014, laporan Bloomberg yang mengutip sumber di Pentagon, Michael Gilmore, menyatakan bahwa pesawat dengan harga per unit sekitar 201,4 juta dollar AS (menurut laporan US Government Accountability Office pada Maret 2013) ini kurang efektif dalam pengawasan dan pengintaian kapal selam dalam area yang luas.

Boeing menanggapi laporan itu dengan menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras memenuhi permintaan militer. Namun, Boeing menyatakan bahwa pada dasarnya radar dan perangkat lain P-8 Poseidon sudah mumpuni, mengalahkan P-3 Orion.

Terkait laporan tersebut, US Navy sendiri belum mengubah rencananya untuk mengaplikasikan 117 P-8 Poseidon pada tahun 2019. Program mengganti P-3 Orion dengan P-8 Poseidon sendiri telah menelan dana lebih dari 30 miliar dollar AS.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com