Pada Minggu (9/3/2014), Kepala Angkatan Udara Malaysia Rodzali Daud, seperti dikutip BBC, menyatakan bahwa pesawat itu kemungkinan balik arah sebelum akhirnya hilang kontak ketika berada di perairan antara Thailand dan Vietnam.
Flightradar24, sebuah layanan pelacak penerbangan yang didirikan oleh dua orang berkewarganegaraan Swedia, mencatat bahwa pesawat Malaysia Airlines yang hilang Sabtu kemarin memang mengalami perubahan arah dari yang seharusnya.
Pesawat awalnya bergerak ke arah 25 derajat. Namun, Sabtu dini hari antara pukul 01.19 - 01.21 waktu Malaysia, pesawat bergerak ke arah 40 derajat. Hal itu janggal karena berbeda dengan jalur yang biasa ditempuh MH370 pada penerbangan Kuala Lumpur - Beijing pada 4 dan 8 Maret 2014 lalu.
Perubahan arah itu mendasari dugaan pesawat MH370 balik arah. Namun, dugaan itu dikritisi oleh Flightradar24. Keterangan Flightradar24 lewat laman Facebook-nya, Minggu (9/3/2014), menyatakan, berbaliknya pesawat MH370 itu tak terdeteksi.
Pihak Flightradar24 meyakini, jika balik arah terjadi, pasti Flightradar24 akan mendeteksinya. Peristiwa itu bakal tak terdeteksi bila terjadi di ketinggian lebih rendah dari 30.000 kaki. Saat hilang, pesawat dilaporkan berada pada ketinggian 35.000 kaki.
Namun, apakah kemudian pesawat Malaysia Airlines itu jatuh? Hal itu juga belum bisa dipastikan mengingat hingga saat ini belum ada data yang mendukungnya. Ceceran minyak dan puing yang diduga dari MH370 sempat ditemukan, tetapi belum bisa dipastikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.