Lebih dari 230 buah artefak, termasuk di antaranya patung, gelas, dan karya-karya seni kuno lainnya tersebut, akan dipamerkan di Galeri Seni New South Wales mulai besok.
Artefak itu sebelumnya disembunyikan di dalam lemari besi di istana kepresidenan di Kabul selama 14 tahun. Tindakan itu berhasil menyelamatkan mereka dari perusakan oleh kelompok Taliban seperti yang terjadi dengan banyak artefak lainnya.
Artefak seni kuno ini dipertunjukkan kembali pada tahun 2003 setelah Taliban berhasil disingkirkan dari kekuasaan oleh pasukan pimpinan Amerika.
Zahir Youssofzay, seorang arkeolog dari Afganistan yang kini berbasis di Universitas Sydney, berperan penting dalam menyelamatkan benda-benda seni berharga tersebut.
"Ketika itu situasinya sangat kacau di Afganistan sehingga pemerintah Najibullah memutuskan untuk menempatkan beberapa benda berharga di beberapa tempat agar bisa diselamatkan,” katanya.
"Mereka meminta beberapa arkeolog dan staf museum untuk menyembunyikan benda-benda seni kuno itu. Dan, waktu itu sangat sulit untuk bisa mengambil semua benda dari museum Kabul jadi kami hanya memilih beberapa benda yang sangat berharga saja."
Direktur Galeri Seni NSW, Michael Brand, mengatakan bahwa pameran ini akan merefleksikan kekayaan dan keragaman budaya Afganistan.
"Ini merupakan kehormatan yang sangat langka bisa memamerkan benda-benda seni kuno Afganistan di galeri kami,” katanya.
"Dan, pameran ini juga sekaligus menggambarkan peran besar dari sejumlah pribadi di Afganistan yang telah berjuang menyelamatkan warisan kebudayaan mereka,” katanya.
Jumlah artefak Afganistan yang dipamerkan diperkirakan berasal dari tahun 2200 sebelum masehi sampai tahun 100 setelah Masehi.
Artefak seni ini juga telah dipamerkan di Melbourne dan Brisbane.
Pameran di Sydney akan juga akan mempertunjukkan karya-karya dari artis Australia kelahiran Afganistan, Khadim Ali.
Adapun pameran "Afganistan: Harta Tersembunyi" dari Museum Nasional Kabul akan dibuka di Galeri Seni NSW sampai 15 Juni 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.