Tomas Hrbek dari Federal University of Amazonas adalah orang yang menemukan lumba-lumba tersebut dan memublikasikannya di jurnal PLOS ONE.
Jenis baru yang ditemukan dinamai Inia araguaiaensis atau boro araguarian. Nama spesies diambil dari nama sungai tempatnya ditemukan, Sungai Araguaia.
Spesies baru ini sebelumnya dikira spesies yang sama dengan I geoffrensis sebelum analisis genetika mitokondria menguak perbedaannya.
Analisis genetika mitokondria mengungkap bahwa I araguaiaensis berpisah dari I geoffrensis sejak 2,08 juta tahun yang lalu.
Periode berpisahnya dua spesies itu hampir sama dengan saat Sungai Araguaia mulai langsung berakhir di Samudra Atlantik, tidak bergabung dengan Amazon.
I araguaiaensis berbeda dengan I geoffrensis karena memiliki tengkorak yang lebih kecil. Jumlah giginya hanya 24 buah, sementara I geoffrensis punya 25-29 buah.
Dikutip dari situs web I Fucking Love Science, Rabu (23/1/2014), dengan penemuan ini, ada lima jenis lumba-lumba sungai yang ada di muka Bumi.
Lumba-lumba Sungai Yangtze sejak tahun 2006 telah dinyatakan punah. Tiga spesies lain, termasuk pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), juga terancam punah.
Nasib spesies baru lumba-lumba ini ternyata juga tak beda jauh. Keberadaannya semakin terancam oleh perusakan habitatnya.
Beberapa ilmuwan tak yakin bahwa I araguaensis adalah spesies baru. Namun, Hrbek mempertahankan pendapatnya sebab genom mitokondria tak menyebutkan spesies itu sebagai subspesies I geoffrensis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.