Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Januari 2014, Akankah Jakarta Banjir Lagi?

Kompas.com - 15/01/2014, 19:25 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Tanggal 17 Januari 2013 lalu, Jakarta diguyur hujan lebat secara merata. Berpadu dengan masalah jebolnya tanggul, banyak wilayah ibu kota, termasuk Bundaran Hotel Indonesia dan Menteng, dilanda banjir.

Bagaimana dengan tanggal yang sama pada tahun ini? Akankah Jakarta dilanda banjir besar seperti pada tahun 2013 lalu?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan analisis curah hujan di Jakarta pada tahun 2013 dan tren pada beberapa hari terakhir untuk memprakirakan kemungkinan banjir.

Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Ahmad Zakir mengatakan, secara meteorologis, "Hujan tahun lalu terjadi karena intensitas hujan yang lebat dan merata."

Menurut BMKG, tahun lalu, ada 9 titik di wilayah Jabodetabek yang diguyur hujan dengan intensitas sangat lebat.

Beberapa wilayah dengan curah hujan tertinggi pada 17 Januari 2013 adalah Kemayoran (193 mm), Halim Perdana Kusuma (148,2 mm), dan Cengkareng (135 mm).

Hujan dengan intensitas sangat lebat dan merata di Jabodetabek ditambah dengan hujan beberapa hari sebelumnya membuat volume air terus bertambah. Akibat jebolnya tanggul di Latuharhary, air pun meluap.

Hingga beberapa hari terakhir, kata Zakir, tren curah hujan di Jabodetabek berbeda dengan tahun lalu, baik intensitas maupun sebarannya.

"Intensitasnya salah satu yang tertinggi, 147 mm, di Depok pada 12 Januari 2014 kemarin," kata Zakir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/1/2013).

Wilayah lain dengan intensitas sangat lebat di antaranya di Taman Mini (193 mm), Mekarsari (132,5 mm), Lebak Bulus (128 mm), dan Matoa (122 mm).

Dari sisi sebaran, Zakir mengatakan, "Tahun ini hujan cenderung terkonsentrasi di daerah timur, barat, dan daerah-daerah penyangga, seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor."

Dari tinjauan curah hujan dan sebarannya itu, Zakir mengungkapkan bahwa banjir sebesar tahun lalu mungkin tak akan terjadi.

Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa banjir tidak hanya terkait dengan faktor cuaca, tetapi juga faktor lain, seperti tata kota, saluran air, dan tumpukan sampah.

Menurut dia, bila banjir besar seperti tahun lalu terjadi, maka faktor utamanya bukanlah cuaca. "Potensi hujan lebat memang ada dalam beberapa hari ke depan, tetapi tidak merata," ungkapnya.

Sementara itu, pada Selasa (14/1/2014), bibit badai tropis muncul di sebelah utara Australia.

Semula, Zakir memperkirakan bahwa apabila bibit itu menjelma menjadi siklon dan bergerak mendekati daratan Australia, maka wilayah Jawa dan Nusa Tenggara akan menjadi tempat bagi pertemuan angin dan pembentukan awan intensif sehingga akan memberi pengaruh pada curah hujan di Jakarta.

Namun, berdasarkan pemantauan hari ini, bibit badai tropis itu tidak tumbuh menjadi siklon dan sudah bergerak ke daratan Australia.

"Jadi, sudah bisa dipastikan bahwa bibit badai itu tidak akan memengaruhi curah hujan di Jakarta hingga akhir minggu ini," tekan Zakir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com