Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Langit Jakarta Hari Ini Masih Terang Kala Maghrib?

Kompas.com - 09/01/2014, 18:58 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com
— Ada yang dianggap aneh oleh sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya pada Kamis (9/1/2014) hari ini. Saat waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, memasuki maghrib, ternyata langit masih terang.

Komentar warga Jakarta dan sekitarnya yang keheranan tecermin di jejaring sosial Twitter.

"Tumben langit masih terang," demikian kicauan akun milik Zella yang tinggal di Bogor.

"Udah jam setengah tujuh tapi langit masih terang loh," kicau Fitri yang tinggal di Jakarta.

"Mataharinya lembur, jam segini langit masih terang," demikian kicauan Raden yang juga tinggal di Jakarta.

Sementara ada pula yang mengaitkan langit terang dengan badai Matahari yang meletup pada Rabu (8/1/2014) dini hari dan membuat peluncuran kargo antariksa Cygnus ditunda.

"Ini efek badai Matahari-nya serem amat. Jam segini masih terang," kicau pengguna Twitter lain, Ikhsan.

Mengapa langit Jakarta dan sekitarnya masih terang saat telah memasuki maghrib? Apakah memang ada hubungannya dengan badai Matahari?

Profesor astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, saat dihubungi Kompas.com, mengatakan bahwa hal itu terkait dengan posisi Matahari saat ini.

"Saat ini Matahari masih di belahan selatan. Jadi di Jawa siang lebih panjang daripada malam. Jadi maghrib lebih dari pukul 18.00 WIB," paparnya.

Thomas mengungkapkan, Matahari berada di 23,5 derajat Lintang Selatan pada 22 Desember 2013 lalu dan saat ini tengah dalam perjalanan menuju khatulistiwa lewat gerak semu tahunannya.

Normalnya, saat 23 September dan 21 Maret, panjang siang dan malam sama. Namun, sekitar bulan Januari, siang lebih panjang daripada malam.

"Matahari tenggelam lebih lambat sementara waktu subuh pun lebih awal," ungkapnya.

Faktor lain yang memengaruhi adalah wilayah Indonesia yang saat ini sedang disinggahi Osilasi Madden Julian yang aktif pada fase penekanan konveksi.

"Sehingga pembentukan awan berkurang. Matahari tampak terang," kata Thomas.

Terkait dengan pengaruh badai Matahari, Thomas mengatakan, "Tidak ada kaitannya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com