Badai Matahari yang menjadi biang penundaan meletup pada Rabu (8/1/2014) dini hari kemarin pada pukul 01.32 WIB. Badai Matahari itu tergolong kelas besar (X 1.2).
Diberitakan Space.com, Rabu, badai Matahari itu muncul karena aktivitas bintik Matahari AR 1944, salah satu bintik Matahari terbesar sepanjang satu dekade.
Badai Matahari memicu lontaran massa korona atau aliran partikel bermuatan ke lingkungan sekitar Matahari.
Karena bintik Matahari AR 1944 menghadap Bumi saat beraktivitas, aliran partikel bermuatan akhirnya mengarah ke Bumi dan diperkirakan tiba pada Kamis (9/1/2014) hari ini.
Lontaran massa korona berpotensi menimbulkan badai geomagnetik yang cukup kuat (kelas G3), demikian dilaporkan International Business Times, kemarin.
Adanya badai Matahari ini membuat Orbital Sciences, pihak yang bertanggung jawab pada peluncuran Cygnus dan Antares, memutuskan untuk menunda peluncuran.
"Kami mempertimbangkan risiko kegagalan misi," kata Antonio Elias, Kepala Urusan Teknis Orbital Science, seperti dikutip Space.com.
Pihak Orbital Science memutuskan untuk melihat kemungkinan dampak badai Matahari pada sistem giroskop dan avionik pada kargo.
Upaya peluncuran akan dilakukan kembali pada Kamis hari ini pukul 13.07 waktu Amerika Serikat bagian timur atau Jumat (10/1/2014) dini hari nanti sekitar pukul 01.07 WIB.
Badai Matahari terbentuk akibat aktivitas bintik Matahari. Tidak semua badai Matahari memicu lontaran massa korona yang mengarah ke Bumi.
Badai Matahari tidak akan memicu bencana apa pun. Hanya, gangguan telekomunikasi serta navigasi yang berbasis satelit perlu diwaspadai.
Badai Matahari kali ini dikonfirmasi tidak menimbulkan dampak apa pun bagi para astronot di International Space Station (ISS), tujuan kargo Cygnus.
Selain berpotensi menimbulkan masalah telekomunikasi dan navigasi, badai Matahari juga bisa memicu fenomena indah berupa aurora yang sayangnya hanya bisa dilihat di daerah lintang tinggi.
Uji coba peluncuran kargo antariksa telah dilakukan oleh Orbital Science sebagai salah satu pihak swasta yang diharapkan berperan dalam transportasi ke ISS di masa mendatang.
Upaya kali ini menandai peluncuran resmi pertama oleh Orbital Science. Misi yang disebut Orb-1 kali ini mengangkut muatan sebesar 1.260 kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.