Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, Mungkin Bakal Ada Fenomena Badai Meteor

Kompas.com - 02/01/2014, 18:42 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

"Sebagai konsekuensinya, hujan meteor ini kemungkinan akan menjadi badai meteor," jelas Vaubaillon seperti dikutip Space.com, 20 Oktober 2012 lalu.

Namun, riset terbaru yang dipublikasikan di Monthly Notices of Royal Astronomy Society, 26 November 2013 lalu, menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya badai meteor kecil.

Quanzhi Ye dari University of Western Ontario, Kanada, melakukan analisis optik pada komet itu selama penampakannya pada tahun 2009.

"Kami menemukan bahwa tidak banyak menghasilkan debu," tulis Ye dalam abstrak publikasi di jurnal itu.

"Karakteristik ini menunjukkan bahwa komet saat ini mungkin sedang ada dalam transisi antara komet umumnya menjadi komet dorman," imbuhnya.

"Karena komet memiliki produksi debu rendah, kami menyimpulkan bahwa badai meteor (jumlah meteor lebih atau sama dengan 1.000) kemungkinkan besar tak terjadi," jelasnya.

Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengatakan bahwa terjadinya badai meteor umumnya dipengaruhi oleh panjang ekor debu. Makin panjang ekor debu, makin besar peluang terjadinya badai meteor.

Namun, ia juga mengungkapkan bahwa ada faktor lain, yakni produksi debu oleh komet itu sendiri. Bila produksi debu rendah, peluang terjadi badai meteor juga rendah.

"Seperti komet Lovejoy kemarin. Kometnya ekornya panjang, tetapi produksi debunya diindikasikan lebih rendah dibanding rata-rata komet," katanya kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2014)

Berdasarkan riset Ye, 209P/LINEAR mungkin akan sama dengan Lovejoy. Ekornya bisa jadi panjang, tetapi debunya sedikit.

Walau badai meteor kemungkinan takkan terjadi, fenomena meteor di langit akan tetap ada dan layak dilihat.

Partikel yang akan terbakar oleh atmosfer Bumi berukuran besar. Dengan demikian, meteor yang terbentuk mungkin terang walaupun jumlahnya sedikit.

Prediksi sejauh ini menunjukkan bahwa lokasi terbaik untuk melihat fenomena ini adalah di belahan utara Bumi.

209P/LINEAR adalah komet yang ditemukan pada tahun 2004. Nama komet diambil dari nama proyek penemuannya, Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com